“Berdasarkan penyelidikan oleh pihak kepolisisan diketahui bahwa kecelakaan yang menimpa Pak Wira dan Bu Aya adalah murni kecelakaan tunggal. Sehingga hasil pemeriksaan terhadap para saksi yang berada di lokasi kejadian semakin kuat membuktikan bahwa laju kendaraan yang cukup tinggi dan jalanan yang licin menjadi penyebab kecelakaan ini terjadi” polisi mencoba memberikan penjelasan kronologis kecelakaan kedua orang tua Sarah secara jelas, mendengar penjelasan dari pihak kepolisian tentang musibah yang menimpa orang tuanya, Sarah hanya mampu diam tak mampu berkata-kata. Lidahnya seolah kaku dan tenggorokannya serasa tercekat, hanya air mata yang menjadi respon terhadap semua penjelasan yang disampaikan polisi itu.
Sarah berdiri mematung di dalam kamarnya, selepas kepergian pak polisi tadi ia pun beranjak dan masuk kedalam kamar, kini matanya hanya fokus menatap sebuah bingkai foto keluarganya yang terpajang cantik di dinding terlihat begitu sempurna dan bahagia. Sarah adalah anak tunggal, ia tidak memiliki kakak atau adik sehingga ia begitu merasa kesepian, dan kini ketika kedua orang tuanya telah meninggal dunia, rasa sepi itu semakin menjadi-jadi.
“Andai waktu bisa diputar, aku akan memilih untuk merengek ikut bersama ayah dan ibu di hari itu ketimbang harus pergi ke sekolah, sehingga aku tidak sendirian di sini, kuharap aku bisa ikut bersama kedua orang tuaku”.