Mohon tunggu...
niti negoro57
niti negoro57 Mohon Tunggu... Guru Ndeso

Seneng ngulik sesuatu yang asing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Fenomena Berkurangnya Sawah di Desa dan Maraknya Perumahan di Pedesaan

20 April 2024   12:05 Diperbarui: 20 April 2024   12:09 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Persawahan dan perumahan (Sumber: langkar.id)

Pemandangan pedesaan yang subur dengan sawah-sawah hijau yang luas telah lama menjadi ciri khas yang melekat dalam gambaran kolektif kita tentang kehidupan pedesaan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, gambaran tersebut mulai berubah secara signifikan. Fenomena berkurangnya sawah di desa dan maraknya perumahan menjadi perhatian utama, menandai tantangan yang mendesak dalam pembangunan berkelanjutan di pedesaan.

Perubahan ini tidak hanya mencerminkan transformasi fisik lahan, tetapi juga mencakup implikasi yang kompleks terhadap pertanian, lingkungan, dan kehidupan masyarakat desa secara keseluruhan. Di balik tren ini terdapat faktor-faktor seperti urbanisasi yang pesat, permintaan akan perumahan yang terus meningkat, serta kebutuhan akan infrastruktur yang berkembang.

Dalam artikel ini, saya akan berusaha menjelajahi secara mendalam fenomena berkembangnya maraknya perumahan di pedesaan dan dampaknya terhadap pembangunan berkelanjutan. Kita akan melihat bagaimana perubahan penggunaan lahan ini mempengaruhi pertanian, lingkungan, serta keberlanjutan ekonomi dan sosial di pedesaan. Selain itu, akan dibahas pula beberapa solusi yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan kelangsungan hidup pedesaan yang seimbang dan produktif.

Mengapa Sawah Berkurang di pedesaan saat-saat ini?

1. Urbanisasi

Salah satu faktor utama di balik berkurangnya lahan sawah adalah urbanisasi. Masyarakat desa cenderung bermigrasi ke kota-kota besar dalam mencari peluang pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik, meninggalkan lahan pertanian kosong.

2. Kebutuhan Perumahan

Permintaan akan perumahan di pedesaan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Ini mendorong konversi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan baru.

3. Pengembangan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum lainnya juga membutuhkan lahan, yang seringkali diambil dari lahan pertanian.

4. Alih Fungsi Lahan

Beberapa pemilik tanah memilih untuk mengubah penggunaan lahan mereka dari pertanian menjadi perumahan atau penggunaan komersial lainnya karena potensi keuntungan yang lebih besar.

Dampaknya terhadap Pertanian dan Ketahanan Pangan

1. Penurunan Produksi Pangan

Berkurangnya lahan pertanian berarti penurunan produksi pangan lokal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada impor pangan.

2. Keterbatasan Lahan Pertanian

Semakin sempitnya lahan pertanian mengakibatkan keterbatasan ruang bagi petani untuk bercocok tanam. Hal ini juga dapat mengurangi keragaman tanaman dan keanekaragaman genetik.

3. Perubahan Iklim Lokal

Perubahan penggunaan lahan dari sawah menjadi perumahan dapat memengaruhi iklim mikro lokal, termasuk pola hujan dan suhu udara.

Dampaknya terhadap Lingkungan

1. Hilangnya Habitat

Konversi lahan pertanian menjadi perumahan mengakibatkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lokal.

2. Degradasi Tanah

Pertanian yang berkelanjutan membutuhkan pemeliharaan tanah yang baik. Konversi lahan pertanian menjadi perumahan sering kali menyebabkan degradasi tanah karena konstruksi, penggunaan bahan kimia, dan perubahan vegetasi.

3. Peningkatan Risiko Bencana Alam

Pembangunan perumahan di area yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir atau longsor dapat meningkatkan risiko kerusakan dan kehilangan jiwa.

Apa Saja Solusi dan Tantangan Yang Di Hadapi?

1. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan

Penting untuk mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan dan efisien guna memaksimalkan produktivitas dari lahan yang tersedia.

2. Perencanaan Tata Ruang yang Bijaksana

Perlu adanya perencanaan tata ruang yang bijaksana yang memperhitungkan kebutuhan akan lahan pertanian serta pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur.

3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lahan pertanian dan lingkungan hidup perlu ditingkatkan untuk mengubah pola pikir dan perilaku.

Fenomena berkurangnya sawah di desa dan maraknya perumahan di pedesaan adalah masalah yang kompleks dengan dampak yang signifikan terhadap pertanian, lingkungan, dan kehidupan masyarakat lokal. Diperlukan tindakan yang terencana dan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga keseimbangan antara pembangunan perkotaan dan pelestarian pedesaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun