Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 - People Choice Kompasiana Awards 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Lawan Virusnya, Bukan Orangnya, Mbak dan Mas Bro

19 Mei 2020   01:15 Diperbarui: 19 Mei 2020   01:52 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tergelitik dengan beberapa pesan yang saya baca via media sosial, sore menjelang malam tadi.

Bagaimana jika di lingkungan Anda, ada orang yang menderita Covid- 19? Apakah Anda akan menjauhinya atau bahkan memberi provokasi warga lain untuk mengucilkannya? Atau mencari cara untuk mengembangkan sebuah opini publik yang akan membunuh karakter, bahkan karir sesama kita tersebut?  Atau memberi ucapan syukur karena sesama kita sedang menderita?

Saya yakin sekali, jawabannya adalah TIDAK. Pasti nurani dan kasih Anda masih tetap bekerja untuk mendukungnya, membantunya, menolongnya sebisa mungkin, bukan? Tapi tentu saja, tidak kemudian abai terhadap protokol kesehatan.

Jika semua protokol kesehatan sudah kita ikuti, tularkan kebiasaan baik ini kepada orang-orang di sekitar kita. Sehingga gaya hidup sehat  ini melekat kuat di diri dan lingkungan kita.

Memang ini sebuah perilaku yang harus muncul dengan formula yang gak gampang, harus bisa BERDIRI tepat di zona yang benar. Tetap bisa berbagi empati dengan lingkungan tapi tetap waspada terhadap kesehatan diri juga. 

Karena yang kita lawan adalah virusnya, bukan orangnya, Mas dan Mbak Bro.

Sekali lagi mencerna kata-kata Bapak Joko Widodo, Presiden kita yang bersahaja itu, “Berdamai Dengan Covid- 19”.

Ini sebuah kenyataan yang terjadi. Kita bersama harus hadapi. New normal life sudah di depan mata, bahkan sudah kita injak keberadaanya. Mari bersikap adaptif, kita gak bisa bersembunyi terus, kan?

Rumus dan formula baru harus kita siapkan, trik dan tips anyar harus kita pakai untuk sikapi hal ini.

Edukasi yang benar kepada warga perlu terus didengungkan, jangan sampai pemahaman dangkal mengenai Covid- 19 akan berubah menjadi sebuah bumerang yang mematikan diri sendiri.

Banyaknya fenomena psikis warga yang mulai terganggu bermunculan.  Saya membaca berita, ada pasien Covid- 19 tewas bunuh diri, dengan cara melompat dari lantai 4 sebuah Rumah Sakit, seperti yang dilansir dari Pikiran Rakyat.com (18/05/2020)

Ada juga  yang merasa dirugikan karena pemberitaan yang dianggap tidak benar (seputar masalah Covid- 19) Seperti yang dilansir dalam Kompas.com (15/04/2020) – Yuliyanto, sebagai Walikota Salatiga, meminta masyarakat tak gampang memvonis seseorang, karena yang dikarantina belum tentu positif Covid- 19, diteguhkan dalam media daring ini juga. Setujuhhh, Pak Wali!

Karena yang kita lawan adalah virusnya, bukan orangnya, Mas dan Mbak Bro

Dukungan Sangat Dibutuhkan!

Saat beberapa warga berada satu wilayah dengan rumah penderita Covid- 19, dimana penderita telah dibawa ke Rumah Sakit, pahami kondisi psikologis yang dialami warga yang berada di dekatnya, juga. Sedikit banyak, mereka pasti merasa tertekan.

Jangan lagi menambah tekanan dengan mengucilkan , menganggap bahwa mereka warga negara kelas empat setengah yang pantas “dihukum”.

Mereka butuh dibantu, mereka perlu dukungan juga, mereka membutuhkan ‘pelukan’ kita. Kita perlu jaga kerukunan antar warga, mari mengesampingkan kepanikan, jangan malah membuat kegaduhan, karena itu gak berguna sama sekali.

Berikan pendampingan psikologis dan semangat untuk para pasien, tanamkan motivasi untuk sembuh yang tinggi, sehingga depresi bisa diminimalisir.

Ciptakan aura yang sehat secara jiwa dan raga. Berikan atmosfir yang menguatkan dan mendukung terciptanya imun tubuh yang diperlukan. Jangan malah main hantam-kromo, melepas nafsu liar amarah yang membabi-buta, sampai bertindak gegabah yang akhirnya menyulut emosi warga.

Kendalikan diri kita, untuk tidak merespon sesuatu dengan amarah. Tetap tenang, tapi gak kehilangan pakem untuk bergaya hidup sehat. Santai tapi gak gegabah. Tetap gembira tapi gak sembrono.

Tetap kembangkan hubungan interpersonal kita dengan sesama, jangan kehilangan kasih dan kepedulian kita.

Karena yang kita lawan adalah virusnya, bukan orangnya, Mas dan Mbak Bro

Adab ketimuran kita, jangan sampai hilang, walau secara teknis berubah cara dan penyampaiannya. Tapi esensinya dijaga jangan sampai punah. Jaga perilaku saat situasi sensitif seperti ini.

Beberapa saran dari saya yang bukan siapa-siapa ini untuk bekal diri saya sendiri (sambil toyor kening sendiri) :

  • Bijaklah mengkomunikasikan sesuatu yang belum pasti benar.

Misalnya saja, diketahui seorang warga yang mengikuti, Rapid Test. Jangan panik duluan, terus tiba-tiba memberitakan berita yang kurang benar. Karena panik takut ketularan orang yang melakukan Rapid Test tadi. Cari dan telusuri data akuratnya terlebih dahulu. Hubungi pihak-pihak berwenang seperti dokter yang melakukan test tersebut. Jika sudah pasti terpapar dan positif, silakan berikan informasi yang benar dan lakukan sesuai prosedur karantina atau perawatan yang semestinya. Jangan sampai kejadian diatas terulang lagi. Cepat memberi vonis. Itu sangat merugikan orang yang terkait. Sedikit berbagi.. hasil Rapid Test ditandai dengan reaktif atau non reaktif. PCR ditandai dengan positif atau negatif.

Sebagai contoh, seorang sahabat bercerita, didatangi oleh perangkat pemerintahan di daerahnya untuk dipindahkan ke tempat karantina (yang notabene adalah tempat untuk orang-orang yang hasil rapidnya reaktif) pada dirinya, padahal rapid test yang dilakukannya non-reaktif. Tindakan gegabah semacam ini bukan hanya memicu kepanikan warga, tetapi juga kemarahan keluarga sang sahabat ini, karena stigma masyarakat masih kuat terhadap orang-orang yang terkait Covid- 19.

Alangkah bijaknya, jika penelusuran dilakukan terlebih dahulu. bicarakan baik-baik, untuk menghimbau pada warga tersebut untuk melakukan karantina mandiri saja. Ingat, nilai kemanusiaan tetap perlu dikedepankan! Atau jangan-jangan perangkat pemerintahan di daerah sahabat ini, tidak mengetahui prosedur? Amat sangat disayangkan!

  • Menguasai materi permasalahan Covid- 19 dengan benar

Jangan sampai menelan mentah-mentah berita yang belum pasti kebenarannya, dan akhirnya membuat beberapa pihak jadi dirugikan karenanya. Jika mendapati berita yang belum tentu benar, MOHON dengan sangat, jangan disebarkan terlebih dahulu, sehingga asumsi-asumsi berkembang menjadi sebuah opini publik yang merugikan seseorang atau bahkan kelompok tertentu.

Misalnya saja, berita meninggalnya seseorang yang belum tentu karena Covid- 19, namun karena meninggalnya di saat pandemi, orang-orang yang tidak tahu-menahu, asal saja menggeneralisir, dan membuat “dagelan” berita, bahwa orang tersebut meninggal karena Covid- 19. Miris sekali. Stop, jangan sampai terjadi lagi.

Mari kita lawan corona. Lawan virusnya, bukan orangnya. Orangnya justru harus kita dukung dan bantu dengan cara yang aman dan benar.

Mari kita edukasi diri kita masing-masing, sudahkah kita mengambil peran yang benar dalam masa pandemi ini.

Sudahkah kita memposisikan diri kita secara benar di zona yang tepat di masa ini?

Jadilah air untuk mendinginkan, jadilah obat untuk menyembuhkan, jadilah vaksin untuk menguatkan!

Salam sehat, bersama kita BISA!

Yang kita lawan virusnya, bukan orangnya Mas dan Mbak Bro

*) Sebuah perenungan untuk diri sendiri, di masa pandemi.

Referensi :

1. https://amp.kompas.com/regional/read/2020/04/15/16574161/dirugikan-karena-surat-keterangan-pdp-corona-beredar-di-medsos-keluarga

2.https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01385025/pasien-pdp-covid-29-terjun-dari-lantai-4-rumah-sakit-saksi-ceritakan-keinginan-terakhir-korban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun