Mohon tunggu...
Nita Juniarti
Nita Juniarti Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Perempuan

Penaruh mimpi di Altar-Nya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Tanpa Reuni, Bisakah?

21 Mei 2020   09:08 Diperbarui: 21 Mei 2020   10:17 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hehehe, itu Om tau"

Sejauh pernikahan yang masih seumur jagung itu, Ana adalah pembelajar. Ia tidak larut dalam kemanjaan yang biasanya semua disediakan oleh orangtuanya, ia belajar jadi istri yang baik. Handphone Andry berdering, Andry tersenyum lantas menjauhi Ana untuk berbicara di telepon.
Gejolak dalam batin Ana bermain, kenapa Andry segirang itu menerima telepon? Diam-diam ia cemburu. Ia memutuskan kembali membersihkan rumput-rumput pada tanaman obat keluarga yang ditinggalkan Umu. Berjam-jam menelepon, Andry belum kembali. Hingga akhirnya dengan senyum sumigrah, ia kembali.

"Aku akan menemui seseorang kenalan di Kilo 5 dulu ya, ia baru datang" Andry memberi sebuah kecupan di kening Ana lantas buru-buru pergi.

tangkapan layar rabbtholeid
tangkapan layar rabbtholeid
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Andry pada lawan bicaranya

Debur ombak kilo lima terdengar syahdu, air sedang surut. Jika tidak laut itu akan jadi kolam renang dengan air membiru lantas background kota terlihat diujung mata.

"Aku baik" perempuan itu menyeruput kopi pesanannya

"kau masih pecinta kopi? Pecinta senja? Penggila hujan? Hahaha anak indie" Andry berusaha memecahkan keheningan percakapan mereka

"Kau gila, masih hafal semua tentangku ya" perempuan itu terkekeh

"hehehe, maaf jika kau tak suka"

"Bukan, hanya saja aku merasa kasihan pada istrimu."

"Bagaimana dengan kau? Bukanya kau sudah bersuami? Kenapa tiba-tiba mengajakku bertemu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun