Mohon tunggu...
nisrina miftahrahayu
nisrina miftahrahayu Mohon Tunggu... Guru - Nisrina

IESP Unej 2017

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebijakan Nilai Tukar di Bawah Tekanan Pandemik Covid-19

2 April 2020   02:08 Diperbarui: 2 April 2020   16:15 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hal ini terbukti dengan jumlah rasio antara orang yang baru terjangkit virus dengan orang yang sembuh. Orang yang baru terjangkit sejumlah 3.450 sedangkan yang sembuh sebesar 74.365, membuktikan bahwa kebijakan lockdown bagi kota yang sudah berada pada "zona merah" sangat efektif. Pemerintah lalu memberikan peningkatan supply APD dan alat medis dan memperbaiki infrastruktur kesehatan.

Kebijakan lockdown berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi China yang semula pada tahun 2019 sebesar 6,2% dan sekarang hanya 3,5%. Meskipun demikian, China sudah mempunyai kebijakan preventif untuk menghindari resesi dan tekanan eksternal global. Misalkan dengan bank sentral memberikan suntikan dana. 

Pada suku bunga China juga diturunkan dari 2,50% menjadi 2,25%. Adanya social distancing dan lockdown memberikan dampak yang besar terhadap produksi barang industri. Terhambatnya distribusi bahan baku karena sudah banyak kota di China yang dikarantina membuat arus keluar masuk barang juga sulit. 

Dan menyebabkan terhambatnya produksi sehingga menyebabkan menurunnya jumlah barang ekspor China. Pada masa recovery ini, penurunan suku bunga dikarenakan banyaknya berita tentang tingginya kematian akibat Covid-19 di China menyebabkan para investor banyak yang menarik investasinya karena was-was. Diharapkan pada masa recovery ini dapat mendapatkan kembali kepercayaan para investor.

Karena rendahnya aktivitas pabrik maka pemerintah memberikan kebijakan untuk mempercepat mencairkan dana transfer payment-nya seperti asuransi dari pemerintah untuk pensiun, dana PHK sementara buruh pabrik, pemberian jaminan sosial dan asuransi korban pengangguran lainnya. Selanjutnya china juga membebaskan pajak impor untuk APD dan alat medis. Untuk menjaga stabilisasi pangan, China juga memberikan banyak subsidi bagi petani.

Dalam keadaan seperti ini, China melonggarkan kebijakan perdagangan mata uang. Mengingat China adalah negara dengan regime fix exchange rate atau nilai tukar tetap sehingga untuk menjaga stabilisasi nilai tukar yang mulai tidak stabil membutuhkan cadangan devisa yang besar. 

Penyumbang cadangan devisa terbesar China adalah sektor perdagangan ekspor dan China merupakan negara pengekspor pertama dunia. Maka dalam memperbaiki stabilisasi nilai tukar harus memperbaiki sektor perdagangan. Dalam masa recovery ini China memberlakukan Tax Holiday terhadap UMKM dan koperasi dan pelonggaran pajak bagi industri berskala besar. Kemudian juga memberikan kemudahan berupa penangguhan kredit bagi industri kecil.

Dengan membangun perdagangan dan Industri kembali, China juga menambah PDB dan memperbaiki pendapatan perkapita masyarakat di masa yang akan datang. Apabila pertumbuhan PDB dan sektor riil meningkat dapat menyebabkan penambahan cadangan devisa.

Analogi 2 : Italia

Pada tanggal 22 Februari 2020 peningkatan kematian di Italia meningkat tajam sehingga 2 kota di Italia di lockdown. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang masih tidak mematuhi kebijakan pemerintah tersebut menyebabkan virus semakin menyebar. Orang yang berada di zona merah pada melakukan mobilitas "pulang kampung" dan akan semakin banyak masyarakat yang terinfeksi. 

Akibatnya pada tanggal 9 Maret 2020 Italia secara nasional di lockdown karea peningkatan pasien corona meningkat dua kalilipat dan pasien meninggalpun bertambah karena tidak seimbangnya antara jumlah yang sakit dengan fasilitas kesehatan yang ada. A

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun