Mohon tunggu...
Nisrina Nadaa
Nisrina Nadaa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi islam negeri di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengenal Secangkir Kopi dari Hutan Cempaka, Kedai yang Bukan Sekadar Bisnis Biasa

24 September 2025   07:53 Diperbarui: 24 September 2025   07:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pengolahan Biji Kopi di Kedai Cempaka (Sumber: Restu Maulydyah)

Di tengah sejuknya udara lereng Arjuna dan Ringgit, menikmati secangkir kopi sambil menikmati sepiring sayur lodeh di rumah joglo terasa seperti menemukan rumah kedua. Hutan Cempaka tidak hanya mengajak kita berwisata atau sekadar bersantap, tetapi juga menuntun pada perjalanan tiada tara tentang cita rasa, alam, dan budaya dapat saling melengkapi. Di satu sisi ada kopi yang diracik dengan semangat mendunia, di sisi lain ada hidangan tradisional yang diolah penuh kehangatan. Keduanya lahir dari tangan-tangan yang sama, warga yang menjaga hutan sekaligus merawat identitasnya. Barangkali, di situlah letak keistimewaan Hutan Cempaka. Secangkir kopi atau semangkuk sayur, semuanya tersaji dengan cinta yang sama, demi bumi yang lestari dan masyarakat yang terus berdaya.

Melalui kegiatan yang kami ikuti bersama prodi Sosiologi UINSA, kami menyadari bahwa hutan Cempaka menyimpan lapisan makna yang jauh melampaui kesan awal. Di balik kedai kopi yang estetik, tersimpan komunitas budidaya yang terkelola dengan rapi. Mulai dari peternakan, kebun kopi, hingga kerajinan bambu semuanya dirawat dengan penuh dedikasi oleh warga sekitar.

Hutan Cempaka tidak hanya menjual kopi atau panorama, melainkan mewujudkan impian sebagai desa yang mandiri, masyarakat yang sejahtera, dan alam yang tetap lestari. Mereka memperlihatkan bagaimana kepedulian dan kolaborasi mampu merangkul semua unsur dari petani, pengrajin, hingga barista dalam ekosistem yang saling memberi manfaat.

Di balik kesederhanaannya yang sarat makna, hutan Cempaka memberi kami pelajaran bahwa sosiopreneurship bukanlah sekadar teori di ruang kelas, melainkan praktik nyata yang mengubah hidup. Tempat ini ibarat buku cerita yang hidup  setiap tegukan kopi dan setiap sajian adalah babak baru tentang harmoni antara manusia dan alam. Hutan Cempaka membuktikan, bisnis tak selalu berarti merusak ia justru dapat menjadi kekuatan yang menjaga, merawat, sekaligus memberdayakan. 

ETR & mahasiswa sosiologi UINSA (kelompok 2)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun