Susu menjadi berlendir karena terjadinya pengentalan dan pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah oleh beberapa jenis bakteri (Riyanto, et al., 2017).
- Susu mengalami penggumpalan.Â
Hal itu terjadi karena adanya fermentasi laktosa menjadi asam laktat yang dapat memicu penurunan pH kemudian kasein menggumpal dan terjadi pelepasan Whey pada susu. Selain itu penggumpalan juga dapat terjadi dengan tanpa penurunan pH dimana hal itu terjadi karena enzim bakteri (Bacillus cereus) yg dapat mencerna lapisan tipis fosfolipid sekeliling globula lemak sehingga globula lemak menyatu seperti gumpalan yang timbul di permukaan susu (Chang, et al., 2013).
- Susu berubah menjadi bau tengik
Susu dalam kondisi normal umumnya akan memiliki bau khas susu, terutama karena adanya asam lemak. Bau pada susu bisa berubah menjadi asam atau tengik karena adanya aktivitas pertumbuhan mikroorganisme. Ketengikan pada susu dapat terjadi karena kerja enzim lipase yang secara alami terdapat pada susu dan mungkin enzim lain dari mikroorganisme (Jayanti, 2018).
- Terjadi perubahan warna pada susuÂ
Susu yang normal umumnya memiliki warna putih kekuningan. Warna putih pada susu dikarenakan adanya refleksi sinar matahari oleh butiran-butiran lemak, protein dan garam-garam dalam susu. Warna kekuningan karena adanya karotenoid dalam susu. Susu yang sudah rusak akan mengalami perubahan warna akibat tumbuhnya bakteri atau kapang yang menghasilkan pigmen warna tertentu seperti biru, kuning, merah, dan coklat. Warna biru biasanya disebabkan oleh Pseudomonas syncyanea. Warna kuning disebabkan oleh Pseudomonas synxantha dan Flavobacterium. Warna merah oleh Serratia (S. Marcescens). Dan warna coklat disebabkan oleh Pseudomonas putrefaciens, oksidasi enzimatis tirosin oleh P. fluorescens.
Mikroorganisme yang biasanya menyebabkan kerusakan pada susu dan produk dari susu diantaranya adalah Streptococcus lactis, S. Thermophillus, S. Faecalis, S. Lactis, L. Bulgaricus, L. Thermophillus, Bacillus, B. calidolactis, Clostridium, Micrococcus, Alcaligenes viscolactis, Aerobacter, Flavobaterium, Serratia, Pseudomonas. Pada susu pasteurisasi mikroba yang menyebabkan kerusakan produk tersebut adalah bakteri termodurik dan pembentuk spora. Dimana mikroba tersebut tidak mati pada saat proses pasteurisasi. Selain itu bisa juga akibat kontaminasi bakteri setelah proses pasteurisasi.
Setelah mengetahui apa saja tanda kerusakan pada susu, langkah pencegahan juga sangat perlu dilakukan. Berikut ini adalah tips menyimpan susu yang benar untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada susu.
- Pentingnya mengecek kondisi kemasan
Kemasan susu yang rusak bisa menjadi penyebab utama kerusakan pada susu. Cek apakah ada retakan atau kebocoran di dalam kemasan. Jika ada, lebih baik langsung buang saja susu tersebut. Susu mudah mengalami kerusakan akibat kontaminasi mikroorganisme, jika kemasan susu sudah rusak sedikit maka hal itu dapat memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan mikroba. Kemasan yang baik adalah kunci untuk menjaga kesegaran susu lebih lama.
- Tanggal kadaluwarsa
Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa pada kemasan susu. Mengkonsumsi susu sebelum tanggal tersebut sangat penting untuk menghindari risiko kerusakan dan kesehatan.
- Lokasi penyimpanan yang tepat
Penempatan susu di dalam kulkas pada suhu yang stabil dapat membantu menjaga kualitasnya. Susu sebaiknya disimpan di tempat yang dingin dan stabil, dengan suhu ideal antara 0-4 derajat Celsius. Hindari penyimpanan di pintu kulkas, yang sering mengalami fluktuasi suhu akibat buka-tutup pintu.
- Jangan terlalu lama menyimpan susu yang sudah pernah dibuka kemasannya
Susu yang tutupnya sudah dibuka atau dikeluarkan dari kulkas sebaiknya tidak disimpan kembali dan lebih baik cepat dihabiskan. Bakteri dapat berkembang pesat pada suhu ruangan, dan susu yang sudah terkena udara dapat menjadi sarang bakteri berbahaya.
Penting bagi kita semua untuk mengerti tanda-tanda kerusakan pada susu dan juga cara penyimpanan susu yang benar. Mengoptimalkan kualitas susu melalui pengenalan tanda-tanda kerusakan dan praktik penyimpanan yang tepat adalah langkah penting untuk memastikan mendapat asupan nutrisi yang optimal. Dengan memahami dan menerapkan tips-tips ini, kita dapat memastikan bahwa setiap tegukan susu yang kita nikmati tetap segar, lezat, dan memberikan manfaat kesehatan maksimal.