Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kurangi Konsumsi Pedas agar Otak Tak Mudah Lupa

6 Agustus 2019   15:20 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:54 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capsaicin pada cabai bertanggungjawab untuk sejumlah proses metabolisme pada tubuh (bioscirep.org)

Lalu, harus pamit gitu ke menu pedas? Ini bukan clickbait apalagi hoax lho.  Temuan ini adalah hasil riset ilmuwan dari University of South Australia setelah meneliti data dari China Health & Nutrition Survey sejak tahun 1991 hingga 2006 dan dimuat pada jurnal Nutrients Mei 2019.

Tenang, penggemar rasa pedas masih tetap bisa mengonsumsi pedas kok.  Tapi, ingat! Ada syarat dan ketentuan yang berlaku.  Bukan, bukan harus follow atau subscribe akun media soal tertentu. Cukup dengan mengonsumsi cabai (tidak) lebih dari  50 gram per hari.

Capsaicin pada cabai bertanggungjawab untuk sejumlah proses metabolisme pada tubuh (bioscirep.org)
Capsaicin pada cabai bertanggungjawab untuk sejumlah proses metabolisme pada tubuh (bioscirep.org)
Jika ditakar dengan sendok makan (sdm), 50 gram itu setara dengan 3 1/2 sdm.  Riset pada orang lanjut usia (lansia) di Cina itu mendapati bahwa konsumsi cabai lebih dari 50 gram/hari menurunkan daya ingat lebih parah (demensia) baik pada lansia pria maupun wanita.

Kepikunan pasti terjadi pada lansia.  Namun pada kasus demensia, berkurangnya daya ingat lansia bahkan bisa membuat mereka tak mampu beraktivitas normal sehari-hari.  Penderita demensia bahkan sampai tidak lagi mengenali keluarganya dan tempat tinggalnya (memory loss).

Tren kasus demensia ini juga semakin meningkat setiap tahunnya.  Tahun 2010, jumlah lansia penderita demensia seluruh dunia dilaporkan sebanyak 35.6 juta jiwa.  Menurut jurnal Alzheimer's & Dementia tahun 2013, jumlah ini akan bertambah sebanyak 2x lipat per 20 tahun.

Masih dari jurnal yang sama, kasus demensia terus menanjak angkanya di negara-negara berkembang (low & middle incomes).  International Journal of Epidemiology dari Universitas Oxford di Inggris mencatat ada sekitar 9.5 juta jiwa lansia penderita demensia di Cina pada 2017.   

Wah, siapa sangka ya, efek dari konsumsi (berlebihan) cabai selama bertahun-tahun itu ternyata hingga kepikunan parah di masa tua?  Perut dan lidah tubuh muda jelas masih sanggup menahan level 10 rasa pedas.  Tapi, saat tua, rasa super pedas itulah yang buat masalah parah.

Konsumsi bergizi yang cukup dan seimbang jelas menjadi kunci utamanya.  Lidah Asia itu memang sangat dimanjakan dengan rasa pedas dari cabai segar ataupun olahan (bubuk, saus cabai).  Acara makan bersama seperti ngerujak bareng pun tak mantap kalau tak pedas.

Konsumsi makan sehat di kantor ternyata berdampak besar pada kondisi kesehatan seseorang (bonappetit.com)
Konsumsi makan sehat di kantor ternyata berdampak besar pada kondisi kesehatan seseorang (bonappetit.com)
Nah, kalau mau sehat itu ternyata memang harus konsisten dan rutin pola makannya saat di rumah maupun di luar rumah.  Waktu di rumah tuh kita, termasuk saya, bisa lebih disiplin untuk mengonsumsi makanan yang sehat.  Saat makan bareng di luar rumah? Wah, nanti dulu!

Lihat teman makan makanan gorengan jelas jadi tergoda.  Tambah tergoda lagi waktu gorengannya itu dicocol ke saus sambal yang extra hot, sedapnya! Bisa lupa deh itu dampak lemak jenuh pada minyak goreng dan saus super pedas yang bisa buat pikun di usia senja nanti.

Solusinya, saya pun mencicipi sedikit saja atau sebatas obat kepingin.  Setelahnya, rasa lapar saya alihkan ke menu sehat lainnya.  Saat tubuh seseorang telah rutin mengonsumsi makanan dan minuman sehat, tubuhnya merasa tak nyaman saat memakan menu tak sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun