Mohon tunggu...
Annisa muliani
Annisa muliani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Penengah spekulasi masa kini ; Semangat juang pembangun kejayaan bangsa dan selalu mencoba menjadi yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hold Up, Masih Adakah Kesempatan?

15 November 2018   16:16 Diperbarui: 16 November 2018   01:34 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gue juga ngak mau hidup di sini. Lo ngerti? Gue ngak suka tiap hari harus menerima kekasaran lo, keegoisan, dan kesok-an lo. Kalau lo ngak mau reputasi lo turun, makanya lebih giat dong!" tegas Fir. Lontaran tersebut adalah boomerang yang kian menusuk Choi yang juga begitu bigung dengan keadaannya yang harus dibawa Fir.

            Suasana mulai hening, gadis itu mulai layu untuk mengerjai dan memberikan peringatan kepada Fir, walau tak pernah mengucapkan maaf dan rasa bersalah. Forgive? Hal itu mustahil saja, bukannya Fir juga sangat kasar padanya? Namun kini, Choi mengakui di hatinya kini ditanami benih- benih asing. Matanya mulai senang melirik pemuda berjaket putih yang sering melamun di pojok kelas. Pipinya kadang- kadang memerah tanpa sadar ketika berdiskusi dengan pemuda asal Indo itu.Melihat situasi ini, Choi hanya bisa bertukar masalah kepada Seila yang terkenal sebagai motivator tiap remaja di sekolahnya. Mereka mulai menyusuri jalan yang sempit menuju ke parkiran sambil menceritakan kehebohan di hati Choi. Akan tetapi, Seila malah terkekeh mendengar hal tersebut. Karena, mereka.

"Lalu gimana nih Choi? Loe udah ngak mau berurusan lagi dengan cowok pindahan itu? Cie yang sekarang kemakan omongan sendiri? Terus kamu mau minta maaf gitu atas perlakuan kamu berbulan- bulan bully dia?" Seila yang sedari tadi usil mempertanyakan hal yang sama kepada Choi

"Isssttt.. No lady, aku masih gengsi.  Eh lo-e kenapa sih Sei?"

"Choi! Itu bukannya Fir? Ada apa tuh Choi? Kenapa orangtuanya juga ada? Tumben?" Seila merujuk kearah ruang kepala sekolah. Keluarga Fir mulai meninggalkan tempat itu. Terhenti sejenak. Choi yang panik dan penasaran kini tengah mencari persegi panjang berlogo Apple di tasnya. Menghubungi Fir hingga beberapa kali. Keringat dinginnya pun bercucuran.

Ada apa lagi, Choi? Gue lagi sibuk. Sorry

Loe mau kemana? Pakai orangtua segala?

Gue pindah, lo mau itukan dari dulu?

Pindah? Loe gila ya? Temuin gue di caf, di tempat biasa sekarang! Harus!

Tap...

Sambungan mereka langsung diputuskan Choi tanpa jawaban pasti dari Fir. Tanpa basa- basi ia bergegas menuju Caf Hoveso yang biasa disinggahi anak sekolahannya ketika Sabtu dan Minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun