Mohon tunggu...
Annisa Purnama
Annisa Purnama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UMM

Usaha Tidak Menghianati Hasil

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel: Ayahku Bukan Pembohong

21 Januari 2021   20:45 Diperbarui: 22 Januari 2021   17:52 26094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Cover Novel Ayahku Bukan Pembohong (aisadluv.com)

Identitas Buku

Judul Buku              :  Ayahku Bukan Pembohong
Penulis                     :  Tere Liye
Penerbit                   : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit         : 2011
Jumlah Halaman : 299 halaman

                  Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh mencintainya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya? 

                 Dalam novel ini kita akan berkenalan dengan seorang tokoh utama bernama Dam. Ia merupakan seorang anak lelaki yang hidup bersama ayah dan ibunya. Sejak kecil Dam telah diperkenalkan dengan berbagai kisah yang menarik, imajinatif, dan memiliki pesan moral. Kisah-kisah tersebut diceritakan oleh sang ayah. Sosok ayah dalam novel ini merupakan seorang yang sangat sederhana, murah hati, dan jujur. Sikap inilah yang membuat ayah dikenal oleh hampir semua orang yang ada di kota tempat tinggal mereka. Sang ibu sendiri merupakan seorang yang penyayang, sabar, dan sederhana. Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Dam merasa apa yang selama itu diceritakan oleh ayahnya hanyalah sekedar pembohongan publik belaka. Karena menurutnya tidak mungkin Lembah Bukhara dan Suku Penguasa Angin tersebut nyata. Apalagi, saat Dam ingin menuliskan surat kepada El Prince yang sering disebut Sang Kapten, ayahnya tampak gugup menolak keinginannya.

               Saat dewasa dan Dam sudah menikah, ia semakin tak percaya dengan cerita-cerita ayahnya. Bahkan dia berani berkata terang-terangan kepada ayahnya kalau ia tidak ingin cerita bohong itu meracuni anak-anaknya, Zas dan Qom. Kalian bisa tahu sendiri kan perasaan ayahnya dituduh pembohong oleh anaknya sendiri. Ayah Dam yang sakit hati keluar dari rumah saat hujan deras, dan tepat saat itu Dam menemukan kalau cerita ayahnya tentang ibu Dam yang merupakan bintang televisi adalah benar. Setelah Dam mencari kata kunci nama ibunya di mesin pencari internet. 

              Dam menemukan kebenarannya sudah terlambat.  Beberapa hari kemudian, ayahnya meninggal. Dan yang membuat Dam menangis terisak adalah para pelayat kematian ayahnya adalah orang-orang dalam kisah ayahnya yang selama ini dia anggap tidak nyata, termasuk Suku Penguasa Angin, Si Nomor Sepuluh, dan pamannya yang merupakan sahabat baik ayahnya. Sang Kapten bercerita kalau selama ini dia mencari jejak ayah Dam sejak kehilangan beliau berpuluh tahun yang lalu, saat ayah Dam lulus dari sekolah hukum dan meninggalkannya. 

Kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Ayahku Bukan Pembohong :
1. Ah yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina. Bukankah Ayah sudah berkali-kali bilang, bahwa kebanyakan orang justru menghina diri mereka sendiri dengan menghina orang lain (halaman 38)
2. Ilmu pengetahuan adalah proses kontemplasi panjang. Ketika kepala kalian digunakan untuk merenung, berpikir terus-menerus, bukan sekedar hiasan atau lelucon (Halaman 119)

3. Alim Khan menjelaskan pemahaman hidup yang sederhana, kerja keras, selalu pandai bersyukur, saling membantu (halaman 140)

4. Kami tidak mendidik kalian sekedar mendapatkan nilai diatas kertas. Seluruh kehidupan kalian tiga tahun terakhir, dua puluh empat jam, baik di kelas ataupun tidak adalah prosespendidikan itu sendiri. Itulah penilaian yang sebenar-benarnya. Kau lulus dengan baik (241)

5. Nah, Dam. Selamat melanjutkan hidup. Apa kata pepatah, hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat. Kau akan menemukan petualangan hebat berikutnya diluar sana (halaman 242)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun