Berhenti Tapi Tidak Selesai

Entah tentang apa, aku juga bingung ingin memulai dari mana, entah itu persimpangan atau ujung jalan, atau juga jalanan panjang, yang pasti semua itu adalah bagian dari sebuah cerita, namun aku malah lebih bingung untuk menetapkan topik, apakah itu sejarah, kenangan, atau cerita lama.

Jika itu sejarah aku tak punya diktat sebagai penandanya.

Jika itu kenangan aku tak  punya keberanian untuk  menunjukkan faktanya, aku terlalu takut untuk menunjukkannya.

Jika itu hanya cerita lama, sejak pertama dimulai, cerita itu tidak pernah ada kata selesai bahkan seakan selalu mengalir bagaikan air.

Kemana harus kucari jawaban, sementara aku tak mampu bertanya, walau ada pepatah berkata malu bertanya sesat dijalan, tapi kata tanya itu tak mampu aku utarakan meski naluriku tahu kemana harus ku alamatkan.

Dalam dilema yang membingungkan aku bermonolog sendiri, biarlah untuk saat ini tanya itu hanya bersarang dipikiranku, sambil aku berpositif thingking akan ada waktunya semesta berpihak padaku.

Ku kembalikan segalanya kepada sang pemilik skenario kehidupan yang maha mengetahui segala yang tersembunyi, karena ia pasti punya rencana yang lebih indah dari yang ku bayangkan, ia mengatur semuanya dengan sangat rapi dan saking rapinya semua yang menjadi suratan takdirnya tak ada yang bisa menduga, Ia membuat yang tidak pernah terencana menjadi sebuah pakta, bahkan membuat ketidak mungkinan di dalam pandangan manusia menjadi hal yang bisa berubah mejadi mungkin dengan begitu rapi.

Untuk meyakinkan diri agar tetap berprasanka baik atas segalanya ku kembalikan segalanya pada keyakinan hati, karena harapan itu dalah bagian dari doa, kuberharap akan indah pada waktunya, entah itu pada sisapa dan dimana.

Biarlah persimpanga, ujung jalan, atau jalanan yang panjang itu akan menjadi sarana untuk menuju ke tujuan yang sesungguhnya....