Mohon tunggu...
Nira Prihatin Nufus
Nira Prihatin Nufus Mohon Tunggu... -

Simple girl, friendly, Be+

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kisah Persahabatan Seekor Sapi, Domba, Katak dan Tikus

31 Mei 2014   13:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 22733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada zaman dahulu kala, di suatu pedesaan terdapat dua ekor hewan yang sangat akrab, yaitu seekor sapi yang bernama Moo dan seekor domba yang bernama Mbe. Mereka sangat dekat karena mereka memiliki kesamaan dalam hal makanan. Mereka saling membantu satu sama lain. Namun perbedaannya, Moo selalu merasa dirinya lebih baik dibanding Mbe. Selain ada seekor sapi dan domba, ada juga seekor tikus bernama Kukus yang bersahabat dengan katak bernama Ropy.

Pada suatu hari di pinggir ladang, Kukus dan Ropy sedang bersama. Mereka terlihat sedang mempersiapkan peralatan untuk bermain-main. Tiba-tiba Kukus melihat Moo dan Mbe menghampirinya.

“Hey kalian mau kemana? Sini ikutan bermain bersama dengan kita.” Sapa Kukus kepada Moo dan Mbe.

“Wah mau dong mauu....Aku sedang berjalan-jalan aja kok sama Mbe.” Jawab Moo dengan girang.

“Iya boleh-boleh.” Mbe menambahkan

“Kita mau bermain apa niih?” Tanya Moo

“Nih aku sudah mempersiapkan peralatan masak, kita bermain masak-masakan.” Jawab Kukus sambil menunjuk ke arah peralatannya.

Moo tiba-tiba langsung menghampiri peralatan tersebut dan berkata, “Aku ingin pegang yang ini, yang ini, yang ini, dan yang ini.” Belum dipersilahkan oleh Kukus namun Moo langsung mengambilnya dan sibuk sendiri. Sedangkan Ropy, Mbe, dan Kukus hanya melihat dari arah mereka berdiri.

Perlahan Ropy, Mbe, dan Kukus menghampiri Moo dan bermain bersama. Namun sikap ketiganya sedikit kesal dan jengkel pada Moo. Moo tidak tahu malu, ia bersikap seolah mainan itu miliknya dan ia hanya bermain seorang diri.

“Tahu begini aku tidak mengajak Moo bermain bersama deh.” Ada rasa penyesalan di dalam hati Kukus.

Satu minggu berlalu

Rerumputan di ladang sudah mau habis, keduanya pun menyimpan makanan sebanyak-banyaknya untuk persediaan di kemudian hari. Mbe tubuhnya lebih kecil tapi berpikiran harus lebih banyak menyimpan makanan karena ia lapar terus.

“Tubuhku lebih kecil, kalau aku tidak makan banyak nanti aku bisa kurus.” Ucap Mbe pada Moo

“Tubuhku lebih besar daripada kamu, aku yang seharusnya makan lebih banyak. Perutku besar.” Balas Moo

Mereka pun terus berebutan.

“Aku lebih tinggi dari kamu, jadi aku bisa mengambil dedaunan yang lebih tinggi juga. Sedangkan kamu harus meminta tolong dulu sama aku kalau mau mengambil daun yang terlampau tinggi. Kamu pasti butuh aku Mbe.” Moo mulai menyombongkan dirinya

“Moo, kenapa kamu sombong sekali. Kita sudah lama berteman akrab tapi mengapa kamu mementingkan dirimu sendiri. Kamu jahat Moo.” Sambil menangis tersedu-sedu.

“Tapi memang benar kan kalau kamu harus meminta tolong dulu sama aku kalau kamu mau mengambil makanan? Kamu bisa mati Mbe kalau tidak ada aku.” Jawab Moo

“Hik Hik Hik kamu jahaaat.” Mbe sambil memukuk-mukul tubuh Moo

Moo merasa dirinya lebih dari yang lain, akhinya Mbe berpikir pergi dari ladang tempat Moo berada. Mbe berinisiatif untuk mencari makanan ke tempat lain.

Mbe pergi ke ladang lain

Ucap Mbe dalam hati, “Daripada aku mati kelaparan karena menunggu Moo mengambilkan makanan untukku, lebih baik aku pergi cari makanan ke tempat lain saja.”

Setelah berjalan cukup jauh, Mbe menemukan rerumputan hijau yang amat lebat. Mbe amat senang melihat ladang tersebut. “Waah indah sekali rerumputan disana. Untung aku pergi dari ladang tempat Moo berada.”

Sesampainya di ladang, Mbe bertemu dengan Ropy dan Kukus.

“Hey kok kalian disini?” Tanya Mbe kepada Ropy dan Kukus.

“Iya aku memang sering bermain disini, habis disini rumputnya hijau-hijau.” Jawab Ropy.

“Kalo aku sih males aja di ladang sana ada Moo. Moo egois, Moo selalu merebut mainanku. Waktu itu saja ia pernah ke rumahku dan meminjam mainanku tanpa izin. Aku sangat tidak menyukai hal itu.” Jawab kukus dengan penuh kekesalan.

“Sabar-sabar Kukus, aku juga pernah kok waktu itu mainanku rusak oleh Moo.” Balas Ropy. Moo memang selalu meminjam paksa mainan milik temannya.

Hari demi hari berlalu

Moo terus melihat ke sekelilingnya berharap Mbe datang menghampiri Moo. Setiap hari Moo menunggu kedatangan Mbe dan teman-teman lainnya. Namun ternyata itu hanyalah sebuah harapan. Kini Moo hanya tinggal seorang diri, ia ditinggalkan oleh teman-temannya karena sikapnya yang serakah, egois, dan suka menyombongkan diri.

Jakarta, 30 Mei 2014

Nira Prihatin Nufus

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun