Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alur Pikiran Patrice Rio Capella, Gatot, Suryadharma Ali, Ideologi PKS Piyungan dan Hakikat Partai Politik

17 Oktober 2015   08:32 Diperbarui: 17 Oktober 2015   08:32 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gatot I Sumber Kompas.com"][/caption]

Patrice Rio Capella dan Suryadharma Ali terjerat korupsi. Mereka terpengaruh ideologi fitnah PKS Piyungan yang menghalalkan segala cara. Terpengaruh ideologi PKS Piyungan, Patrice, Gatot, dan Surya - juga Luthfi Hasan Ishaaq - melakukan korupsi atas nama korps dan para pengikut partai. Rekan. Kolega. Bapak buah dan anak buah termasuk anak cucu diuntungkan. Termasuk cucu benaran. Mari kita tengok sepak terjang dan alur pikiran Patrice Rio Capella dan Suryadharma Ali terkait korupsi yang terpengaruh ideologi PKS Piyungan yang terkait dengan jabatan parpol-publik yang berpengaruh dengan hati gembira ria senang ria suka-cita pesta-pora menari menyanyi menyaksikan kebenaran muncul dengan bahagia sentosa selamanya.

Publik hanya mencatat Rp 200 juta sebagai penyebab Sekjen Partai NasDem meringkut di penjara nanti. Untuk Suryadhrama Ali pun nilai kerugian negara mencapai ratusan miliar mendekati triliun rupiah. Namun, sesungguhnya yang terjadi bukan Rp 200 juta, atau hanya ongkos cucu dan istri Surya ke Mekah. Itu yang tampak. Korupsi Gatot Pujo Nugroho dan istrinya – beserta dengan para penadahnya – mencapai angka fantastis: Rp 98 miliar dan ratusan miliar lain pada tahun 2011-2013. Pun korupsi Surya juga megamoth: besar.

Untuk memahami alur pikir para koruptor termasuk Patrice Rio Capella, Suryadharma Ali, Gatot Pujo, dan lain lain, maka perlu membedah ideologi mereka yang mirip PKS Piyungan serta hakikat partai politik bagi para pengikut parpol.

(PKS Piyungan memiliki ideologi menghalalkan segala cara dan memelintir informasi, data, dan sumber informasi apapun yang dianggap menguntungkan partai agama PKS. Dan juga menyerang siapapun. Salah satu pelintiran dan alur pikir yang membahayakan misalnya adalah PKS Piyungan membela dan menolak penyamaan kasus pembakaran gereja di Singkil dan masjid di Tolikara.

Bagi PKS Piyungan perbuatan pembakaran itu bisa ditolirir. BIN harus bertindak untuk mencegah paham radikal sesat ala PKS Piyungan semakin menjadi-jadi. PKS Piyungan pun adalah media dakwah yang paling banyak mencuri berita yang sesuai dengan misinya: di-copy-paste! Mencuri pun dihalalkan untuk tujuan partai yakni partai agama PKS. Itu yang terjadi dengan ideologi PKS Piyungan.)

Sesungguhnya, secara umum, PKS Piyungan mewakili hakikat partai politik adalah untuk kekuasaan. Kekuasaan digunakan untuk mengeruk keuntungan uang fulus. Kekuasaan atas dasar kekuasan partai politik sepenuhnya untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, partai, dan golongan. Rakyat selalu menjadi penonton pesta pora para polititus yang menikmati hak khusus privilege untuk memenuhi kebutuhan mereka secara berlebihan.

(Makanya di seluruh dunia para pemimpin politik dari presiden, jenderal, menteri, anggota parlemen, gubernur, bupati menjadi yang diistimewakan karena mereka penguasa sesungguhnya. Rakyat melayani mereka.)

Sejarah demokkrasi adalah sejarah penuntutan persamaan hak oleh jumlah mayoritas atas jumlah sedikit minoritas. Azas pembagian mayoritas yang menguasai minoritas menjadi gambaran tirani mayoritas atas minoritas. Sistem proporsional keterwakilan menjadi simbol keadilan yang sesungguhnya tetap semu. Wakil rakyat di parlemen yang berkumpul menjadi wakil dirinya sendiri – bukan mewakili rakyat lagi. (itulah sebabnya DPR RI sering bertolak belakang niatannya dan programnya dengan rakyat.)

Nah, Rio Capella, Suryadharma Ali, dan Gatot Pujo akibat terpengaruh atau memiliki alur pemikiran yang sama dengan PKS Piyungan yang hobby mencuri ide, informasi, dan bahkan copy-paste atas berita dan menghalalkan segala cara melakukan: korupsi. Bagi orang semacam Capella, Gatot, dan Suryadharma Ali, cara apapun boleh dilakukan untuk partai, diri sendiri dan golongan. Rio Capella bekerja untuk golongan NasDem yakni menggunakan pengaruhnya akibat kedekatan antara dirinya dengan Jaksa Agung untuk kepentingan pengamanan kasus Bansos Gatot. Ini untuk kepentingan diri dan partai tentu.

Suryadharma Ali dan Gatot Pujo melakukan korupsi untuk golongan mereka yakni anggota PPP dan PKS beserta golongan dan keluarga mereka: baik yayasan maupun rekanan bisnis. Bagi mereka perbuatan korup untuk diri dan kelompok adalah sah. Sama, tak beda, identik dengan ideologi mencuri PKS Piyungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun