Tahun 2019 hingga tahun 2020 dunia sedang ramai membahas salah satu virus yang entah darimana asalnya. Berbagai aspek kehidupan terhenti termasuk roda ekonomi. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan dan terpaksa dirumahkan karena tiada pilihan. Anak sekolah dirumah seharian berkutat dengan perangkat elektronik demi mempertahankan masa depan.
Kebijakan pemerintah kala itu mengedepankan kesehatan dan keselamatan siswa, pengajar, keluarga dan masyarakat umum. Melalui surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 mengenai pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Coronavirus Disease (covid-19) proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah dilaksanakan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyampaikan bahwa pembelajaran jarak jauh yang berkepanjangan menyebabkan angka putus sekolah pada jenjang Sekolah Dasar meningkat hingga 10 kali lipat dibanding tahun 2019.Â
Hal serupa disampaikan oleh Suharti, Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Senin, 3 Januari 2022 yang lalu melalui webinar "Kesiapan Pelaksanaan PTM Terbatas" bahwa banyak orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya karena merasa pembelajaran jarak jauh yang diikuti siswa tidak memberikan kemampuan bagi anaknya.
      Lalu apa saja dampak dari putus sekolah?
- Kemunduran Moral dan Perilaku Remaja
Anak usia sekolah sejatinya terdorong untuk dapat mengembangkan kecakapan hidupnya melalui berbagai kegiatan akademis dan non akademis di sekolah. Pada tahap ini siswa diberikan arahan dan tuntunan yang bernilai positif untuk dapat menjalankan hidupnya kelak. Dengan terputusnya proses belajar mengajar akan menimbulkan kekosongan dalam diri mereka sehingga dapat dengan mudah berperilaku negatif.
- Menurunkan Kualitas Hidup
Karena proses belajar yang tidak tuntas, keahlian yang dimiliki oleh mereka yang putus sekolah menjadi terbatas. Hal tersebut dapat menghambat kesiapan mereka dalam merencanakan kehidupan yang akan datang.
Dampak negatif dari putus sekolah mungkin belum bisa dirasakan saat ini. Namun, jika permasalahan ini tidak segera diselesaikan dan menemukan titik terang, bukan tidak mungkin beberapa waktu yang akan datang bangsa Indonesia akan menghadapi tantangan berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat secara luas.