Mohon tunggu...
ninik sumarninanring
ninik sumarninanring Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menikah

hobi saya menulis, karena bagi saya menulis akan mengasah kemampuan saya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Puting Beliung "Ngamuk" di Sulsel, 3.878 Rumah Rusak

9 Januari 2020   21:23 Diperbarui: 9 Januari 2020   21:24 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin kencang dan puting beliung memporakporandakan ribuan rumah warga. Hingga kemarin, ada 3.878 rumah yang rusak di Sulawesi Selatan karena fenomena tersebut.

Cuaca ekstrem di Sulsel diprediksi semakin meningkat.

Masyarakat diminta selalu waspada. Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel kemarin, total ada 3.878 rumah yang terdampak angin kencang, 336 unit diantaranya rusak berat, 470 lainnya rusak sedang, sementara kondisi rusak ringan tercatat 2.101.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Sulsel, Andi Wahid mengatakan total kerusakan rumah yang terdampak angin kencang itu tercatat berasal dari 17 kabupaten/kota di Sulsel. Jumlah ini dinilai masih akan bertambah, karena daerah lainnya masih sementara update pendataan.

Dari 17 kabupaten/kota yang tercatat, tiga daerah terparah yakni Sidrap, Bone, dan Pinrang. Sementara Kabupaten Sidrap paling banyak. Penyebabnya angin puting beliung. Ada sekitar 1.850 rusak.

Selanjutnya di Pinrang. Ada 888 rumah rusak karena angin kencang. Kemudian Bone total 23 rumah mengalami kerusakan.
"Jadi yang paling banyak rusak ringan, seperti atapnya lepas, terbang. Karena kebanyakan juga rumah kayu. Kalau rusak berat yang membuat rumah itu tidak bisa ditempati lagi. Di Sidrap paling banyak," ujar Wahid.

Kejadian diakui tidak menimbulkan korban jiwa. Warga yang rumahnya rusak dikatakan Wahid, juga kebanyakan mengungsi di rumah kerabat. Posko untuk evakuasi juga belum didirikan karena kebanyakan warga dikatakan mengungsi sendiri ke tempat aman.

"Kebanyakan rusak berat berpindah ke rumah kerabat. Kalau kerusakan ringan sedang masih diperbaiki oleh pihak setempat. Jadi kita belum ada posko evakuasi untuk pengungsi karena kebanyakan bergeser semua ke rumah kerabat," tambahnya.

Dia melanjutkan, BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota tengah berupaya memberikan bantuan bagi warga yang terkena dampak angin kencang. Bantuan logistik pun secara bertahap disalurkan ke daerah yang membutuhkan.

"Kita tadi pagi sudah memberikan penyaluran logistik di kabupaten Sidrap. Penyaluran logistik ada yang beberapa daerah yang sudah dan yang belum itu karena pemerintah setempat dinilai masih sanggup. Jika dinilai masih butuh, baru provinsi membantu. Seperti di Sidrap cukup parah," urai Wahid.
Diapun meminta agar masyarakat tetap waspada dengan kondisi ini. Pasalnya cuaca ekstrim tengah melanda Sulsel.

Apalagi kata Wahid, menurut Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG), angin monsun asia memasuki Sulsel hari ini hingga dua hari kedepan.

"Kondisi cuaca ekstrem ini diketahui akan meningkat. Karena menurut BMKG ada angin monsun asia," tukasnya seperti dikutip dari sini.

Aktivitas angin monsun asia secara umum menyebabkan pertumbuhan intensitas awan meningkat. Sehingga intensitas curah hujan, dan diikuti angin kencang bakal menyelimuti Sulsel.

Tidak hanya angin kencang, Wahid mengimbau agar waspada atas bencana lainnya di musim hujan saat ini, seperti banjir, longsor, dan abrasi. Empat jenis bencana ini dikatakan tiap tahun melanda Sulsel. "Seperti banjir bandang tahun kemarin, ada Jeneponto, Takalar, Selayar, masuk Makassar, Maros, Barru, Pangkep, Soppeng, Wajo, Gowa. Daerah ini tiap tahun langganan (banjir)," tandasnya.

Untuk mengantisipasi bencana, BPBD tiap daerah juga telah menggelar apel siaga bemcana. Posko siaga bencana juga sudah diaktivasi di semua kabupaten/kota untuk menerima laporan peringatan dini cuaca dan bencana dari instansi terkait.

"Jadi menurut BMKG cuaca ekstrem akan terjadi beberapa hari kedepan. Angin kencang tetap diwaspadai. Karena data kita ini terus diperbaharui, tidak menutup kemungkinan ini masih akan bertambah," jelasnya.

Petugas Bagian data Pusdalops BPBD Sulawesi Selatan, Hasriadi menambahkan, dampak terparah kerusakan terjadi di sembilan kecamatan di Sidrap, yakni Kecamatan Watang Pulu, Maritengngae, Watang Sidenreng, Tellu Limpoe, Panca Rijang, Baranti, Dua Pitue, Put Risae, dan Pitu Riawa.

Angin puting beliung tidak hanya merusak rumah warga. Ada juga empat sarana pendidikan, satu gedung serbaguna, empat kantor pemerintahan, 39 tempat usaha dan satu unit sarana ibadah, yang rusak dihantam. Begitupun di Kota Parepare, ada sekitar 800 unit rumah yang rusak. Hal tersebut juga mengakibatkan dua orang mengalami luka.

"Dua warga itu tertimpa reruntuhan balok penyangga atap yang tertimpa oleh pohon tumbang. Keduanya tidak luka parah," ucapnya seperti dilansir dari sini.

Dilansir dari inews, puncak cuaca ekstrem yang melanda Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) diprediksi terjadi selama tiga hari ke depan. Intensitas curah hujan akan meningkat disertai angin kencang per tanggal 9-12 Januari. Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Rizky Yudha mengatakan, saat ini saja kecepatan angin berkisar 15-25 knot atau 30-50 kilometer per jam. Angka itu masuk dalam kategori angin kencang. "Diprediksi terjadi hingga empat hari, mulai hari ini tanggal 9 sampai 12 Januar," kata Rizky, Kamis (9/1).

Menurut dia, kondisi ini dikarenakan adanya aktivitas angin monsun Asia, sehingga ada penambahan massa udara, pola pertemuan massa udara atau kovergensi dari laut Jawa hingga Sulawesi. Selain itu, cuaca ekstrem ini juga dikarenakan adanya madden julian oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Indonesia, di antaranya Sulsel. Akibatnya terjadi peningkatan curah hujan. "Jadi sudah mulai peningakatan curah hujan per hari ini, selama tiga hari ke depan. Kondisi ini juga diikuti dengan angin kencang," ujar dia seperti dilansir dari sini.

BMKG menyebut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diprakirakan masih dapat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Sulsel. Di antaranya di Kabupaten Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep Kepulauan, Maros, dan Kota Makassar. Selain itu, di Kabupaten Soppeng, Sidrap, Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu dan Toraja Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun