Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 31 judul, antologi berbagai genre 193 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Sayap Patah

26 September 2025   18:00 Diperbarui: 26 September 2025   16:41 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sah!" riuh para saksi. Sorak bahagia memenuhi ruangan, tapi bagiku bagai palu godam menghantam telinga. Hatiku runtuh, hancur berkeping-keping.

Brian menunduk, tak menatapku lagi. Aku bertahan hingga acara usai. Saat giliran memberi selamat, Brian menghilang. Yang ada hanya mempelai wanita, Tuti. Ia menatapku ramah. "Lusa datanglah ke rumah, Mbak. Ada banyak hal yang ingin saya sampaikan," katanya.

Aku tersenyum hambar. Dalam perjalanan pulang, aku hanya diam. Dada sesak, mata panas. Namun aku tetap kembali ke kantor dengan wajah dipaksa biasa.

Hari Minggu, Oddy menjemputku. Kami pergi ke rumah Brian dan Tuti. Rumah sederhana itu sepi, Brian tak ada. Kami disambut ramah Tuti. Sambil menunggu, ia tiba-tiba masuk kamar lalu kembali membawa sebuah buku bersampul mika.

"Mbak Lis, ini saya temukan. Tolong dibaca," katanya sambil menyerahkan buku itu.

Tanganku bergetar saat membuka. Di antara catatan usaha, kutemukan sebuah halaman:

My last and loose memories ...

Teruntuk Lis ... bidadari yang kusanjung dalam setiap hembusan napasku ...

Maafkan aku, Lis. Aku menikahi gadis pilihan keluarga. Bukan karena tak mencintaimu, tapi aku takut tak bisa membahagiakanmu. Aku pengecut. Aku tak berani melawan. Kenangan kita---taman mawar yang kita rawat bersama---terpaksa kurelakan layu.
Aku tahu kau juga mencintaiku, Lis. Sorot matamu tak pernah bisa berbohong. Malam terakhir di indekosmu, sebenarnya ingin kuajak kau menikah lari. Tapi aku tahu kau takkan mau melawan keluarga. Jadi kuurungkan. Aku mencintaimu, tapi maafkan aku ... maafkan ketidakberdayaanku. Doaku, semoga kau bahagia bersama lelaki yang mampu menumbuhkan taman mawar di hatimu.

With fully love, Brian.

Air mataku tumpah. Oddy membiarkan aku menangis sepuasnya. Hatiku menjerit---mengapa ia tak pernah mengucapkannya langsung? Andai ia berani, mungkin aku akan menyanggupi. Namun semua sudah terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun