Fritz bingung. Mana yang harus ia pilih. Lelaki itu terdesak oleh suara dari ruang sebelah yang terus memanggilnya tiada henti. Â
"Iyaa... Papa segera ke sana, Amora! Sabar ya Nak, ya?" serunya dari tempat ia duduk.
Dering gawai tak ingin diam. Dimatikannya.
"Maaf, Mora! Aku terpaksa mematikannya. Aku lebih memilih Amoraku. Puteri semata wayangku yang kini sedang menungguku untuk belajar Daring. Aku harus membantunya. Ini PJJ. Bagi anak-anak itu rumit! Aku tak ingin menambah rumit." batin lelaki itu memuai. Â
Begitulah akhirnya ia menentukan pilihannya. Amora, perempuan yang pernah ditemuinya tanpa sengaja jauh sebelum pandemi menggerogoti bumi,  atau  Amora puteri tersayangnya. Dia sudah menentukan pilihan yang tepat. *** Â
NK/03/08/2020
#SangiheBanuaku