Mohon tunggu...
Nindra Maharani
Nindra Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Bercita-cita menjadi penulis novel fantasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Membuka Sastra dan Drama sebagai Ekskul di SMK, Kok Susah Ya?

13 Desember 2020   21:05 Diperbarui: 13 Desember 2020   21:09 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika bersekolah di SMK dulu, saya mendapatkan guru Bahasa Indonesia yang cocok dengan apa yang ingin saya pelajari di mata pelajaran tersebut, yaitu sastra. Berawal dari saya yang memperlihatkan puisi iseng saya yang berjudul Seperti Pohon kepada sang guru. Beliau pun menyarankan agar saya mengirimkannya ke salah satu portal blog terkenal.

Beberapa waktu kemudian, saat sedang beristirahat, saya dipanggil ke ruang guru. Tentunya, seorang anak kelas 10 yang tiba-tiba dipanggil ke ruang guru akan sangat takut dan merasa bersalah, meskipun sesungguhnya dia belum tentu memiliki masalah yang fatal. Karena alasan takut itu pulalah saya meminta teman saya untuk menemani ke ruang guru. 

Ternyata guru Bahasa Indonesia tersebut yang memanggil saya dan meminjamkan saya buku Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer. Saat itulah pertama kalinya saya benar-benar mengenal sastra yang serius, bukan hanya sekedar buku cerita anak dan remaja.

Satu tahun kemudian, ketika saya kelas 11, guru tersebut yang masih mengajar kelas saya meminta pendapat saya tentang diadakannya ekskul drama. Namun, karena saya kurang sreg di drama dan hanya ingin konsentrasi pada sastra, saya pun menyarankan kepada beliau tentang memperluasnya ke bidang sastra juga. 

Saat itu, saya masih belum mengetahui bahwa drama merupakan bagian dari sastra. Padahal di setiap pelajaran Bahasa Indonesia, baik ketika saya SMP maupun SMK, selalu ada bab yang membahas tentang drama. Misalnya seperti ketika kelas 10 sebelumnya. 

Saat guru tersebut meminta kami agar menulis naskah drama sendiri dan kemudian mementaskannya, ada teman sekelas saya yang malah menyalin dari internet. Hal itu kami ketahui karena sang guru menanyakan tentang kemiripan drama teman sekelas saya tersebut dan drama yang sudah dipentaskan anak kelas 11 di kelasnya. 

Karena kami diajar oleh guru yang sama. Selain masalah tersebut, ternyata ketika teman-teman sekelompok saya menggunakan naskah karangan saya, mereka malah tidak cocok karena bahasanya yang terlalu baku dan ceritanya yang dirasa terlalu berat, sehingga itu tidak cocok dengan mereka. Di satu sisi saya ingin marah, karena saya yang sudah capek bolak-balik merevisi naskah dengan guru tersebut, malah harus mengubah total seluruh cerita. Tapi, itulah kerjasama, atau bahasa kerennya teamwork.

Kemudian, ketika kelas 11, saya akhirnya membuka ekskul sastra dan drama yang kemudian diberi nama "Satrya 12". Singkatan dari sastra dan drama dengan menambahkan nama dan unit sekolah saya. Karena saya sekolah di SMK swasta di Depok. Ketika itu, sayalah yang didapuk menjadi ketua merangkap bendahara. Karena anggota lainnya takut jika harus memegang uang kas.

Ekskul tersebut kami bangun dengan penuh perjuangan. Mulai dari sulitnya mencari anggota pasti hingga mencapai 10 orang, sebagai persyaratan ketetapan ekskul. Hingga guru-guru lain yang merasa ekskul ini tidak ada hubungannya dengan kedua jurusan di SMK kami, yaitu Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Multimedia. 

Padahal, tanpa mereka sadari, terlihat jelas bahwa ekskul ini ada hubungannya dengan jurusan rata-rata anggota kami, Multimedia. Karena bukan hanya bentuk dari ekranisasi, melainkan juga sebuah produk multimedia memerlukan storyline atau storyboard sebagai konsep dasarnya. 

Sehingga, naskah untuk iklan pendek pun membutuhkan kemampuan dramaturgi, meskipun itu sedikit. Bahkan, para pelaku dibalik layar multimedia pun sesungguhnya membutuhkan kemampuan artistik yang nyaris serupa dengan yang dilakukan oleh para pelaku artistik di drama panggung, seperti make up, tata cahaya atau lighting, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun