Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Tak Terbatas

10 Oktober 2022   10:54 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:01 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok.Pri by Canva

"Sekarang apa yang akan kamu katakan?' tanyaku masih dengan suara yang tegas," Ibu sudah kehabisan cara untuk mengubah sikapmu. Ibu merasa senang saat kamu sudah mulai berubah. Kamu mulai menjadi anak yang rajin, mulai disiplin, dan rajin mengerjakan tugas. Lalu sekarang kamu sudah mulai berubah ke Aldo yang dulu lagi."

"Maafkan Aldo, Bu. Saya sudah sering membuat Ibu kecewa dan marah," jawabnya penuh penyesalan. Setelah memberikan nasihat panjang lebar kepadanya, aku mengizinkan Aldo untuk kembali ke kelas.

"Mengapa Aldo mulai berubah sikapnya, Bu Kania? Saya melihat sudah tiga bulan ini dia mulai rajin belajar, tidak lagi terlambat, dan mulai bersikap baik. Apa penyebabnya, ya?" tanya Pak Adrian kepadaku.

"Itulah yang membuat saya heran, Pak Adrian. Saya yakin ada sesuatu yang membuat dia berubah. Saya  harus mencari tahu apa penyebabnya." ujarku penuh keyakinan.

"Ya, saya percaya Bu Kania bisa menjinakkan kembali Aldo seperti yang Ibu lakukan beberapa bulan lalu," kelakar Pak Adrian. Memangnya Aldo harimau yang harus dijinakkan?

Teringat saat pertama kali datang ke sekolah ini lima bulan lalu, aku langsung dipercaya untuk menjadi wali kelas mereka. Saat itu aku masuk ke kelas dan dikerjai oleh Aldo dan kawan-kawannya. Mereka memasukkan ular mainan ke laci meja guru. Untungnya aku tidak takut pada pada ular, bahkan ayah mempunyai seekor ular yang dipelihara di rumah.


"Wah, Ibu tidak ketakutan seperti guru perempuan yang lain," ujar Damar salah satu teman dekat Aldo.

Aku hanya tersenyum mengingat perlakuan mereka. Beberapa kali mereka menjahili aku dengan menakuti menggunakan binatang-binatang lain seperti: tikus, kecoa, ulat, dan belut. Namun usaha anak-anak itu tidak berhasil karena aku memang sudah terbiasa dengan binatang-binatang itu.

Konon Aldo dan gangnya selalu membuat ulah di sekolah itu. Mereka kerap melanggar peraturan sekolah dan sering dipanggil Pak Adrian dan Bu Meti, wali kelasnya dulu. Beberapa guru sudah menyerah untuk menangani mereka. Bu Meti mengundurkan diri menjadi wali kelas mereka karena Ado dan gangnya memang jahil. Akhirnya kepala sekolah menyerahkan tugas wali kelas itu kepadaku.

Pernah suatu hari aku membawa ular jinak peliharaan ayah. Aku menyimpan ular itu di keranjang rotan yang biasa kupakai untuk piknik. Kebetulan hari ini aku mengajar di kelas 9B, kelas Aldo. Aku ingin menaklukkan anak-anak itu agar tidak lagi melakukan hal-hal yang buruk.

"Nah, anak- anak, kita mulai pembelajaran kita hari ini, ya. Materi kita hari ini tentang teks cerita fabel. Ada yang mengetahui apa itu teks cerita fabel?" Aku memulai pelajaran hari itu dengan semangat. Aku sengaja membawa keranjang rotan itu ke kelas. Aku mengira pasti ini akan membuat Aldo dan kawan-kawan akan takluk kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun