Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novela: Bagian 1 Anak Semata Wayang

28 Mei 2022   17:23 Diperbarui: 28 Mei 2022   17:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karina terduduk lemas di sofa kantornya. Semangatnya untuk mempelajari berkas- berkas hilang sudah karena kemarahan Rangga. Wajar saja jika Rangga kecewa dan marah kepadanya. Karina tidak menyediakan waktu yang cukup untuknya.

Karina ingat perkenalan pertama dengan Rangga saat masih SMA dulu. Mereka bersekolah di sekolah yang sama meski berbeda tingkat. Rangga mengambil jurusan IPA dan menjadi kakak kelasnya saat itu sekaligus menjadi salah satu panitia masa orientasi. Karina juga mengambil jurusan yang sama yakni IPA.

Saat hari kedua masa ospek, Karina terlambat sehingga dihukum oleh panitia. Mereka menyuruhnya untuk menemui ketua OSIS. Setelah mencari dan bertanya kepada beberapa orang senior, dia dihadapkan pada sosok seorang cowok ganteng, atletis tetapi berwajah galak. Dia berdiri sambil bersandar di dinding ruang OSIS.

"Ada apa kamu mau bertemu denganku?" tanya Rangga dingin. Dia membaca buku laporan yang dipegangnya tanpa melihat ke arah Karina.

"Saya terlambat dan disuruh menemui, Kakak," jawab Karina pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Oh...begitu. Apa alasanmu terlambat?" tanya si ketua OSIS itu lagi. Nada suaranya lagi- lagi dingin.

"Tadi macet di jalan, Kak." Karina menjawab pendek. Dalam hatinya dia sangat kesal. Nih ... cowok yang satu ini kok beda sekali dengan kakak- kakak senior yang lain. Sedikit bicara, nadanya dingin dan sangat cuek.

"Kalau macet bisa kan berangkat lebih pagi. Macet itu bukan alasan tapi kondisi. Kamu yang harus menyiasati agar tidak terlambat," Rangga berbicara agak panjang.

"Iya, Kak. Saya janji tidak akan terlambat lagi." Karina berbicara lantang sambil menyilangkan satu tangan di dadanyanya. Rangga tampak tersenyum tipis melihat kelakuannya.

"Man, urus anak ini. Sudah saya interogasi. Berikan hukuman jangan terlalu berat, ya!" Sang Ketua OSIS itu memanggil kakak panitia lain dan berlalu dari hadapan Karina.

"Ikh...tidak sopan amat. Aku ditinggalkan seperti aku tidak ada di hadapannya." gerutu Karina kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun