Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Politik Beras, dari Orde Baru ke Reformasi

28 Februari 2024   00:34 Diperbarui: 4 Maret 2024   03:00 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beras Bulog. (Foto: KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA) 

Penutup

Tidak ada bangsa kuat dan maju tanpa sektor pangan yang kuat. Negara-negara industri di Uni Eropa saja masih mempertahankan kebijakan pertanian bersama. 

Dalam kebijakan ini, petani Eropa mendapat subsidi untuk mampu bersaing di pasar. Beras adalah Indonesia. Indonesia adalah beras. Mempermainkan komoditas beras, misalnya, dengan mempertahankan produksi dalam negeri tetap rendah demi 'beras' politik membahayakan ketahanan pangan dan juga stabilitas sosial politik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun