Demi kemanan dan agar tidak melanggar aturan social distancing, penerimaan ini  dipusatkan di titik-titik tertentu. Catatan pentingnya adalah, kami tetap misa secara online di rumah masing-masing dan baru menuju ke titik-titik terdekat yang sudah ditentukan untuk menerima komuni. Pelayan komuni sudah dipilih oleh gereja.Â
Posedur tetap social distancing dan hidup sehat WAJIB DILAKUKAN. Ini ketentuan dari gereja. Masker wajib dipakai oleh semua yang menerima dan pemberi komuni.Â
Di rumah pelayan komuni yang menjadi tempat penerimaan komuni, harus tersedia tempat cuci tangan beserta sabun atau hand sanitizer. aturan berikutnya, setelah menerima komuni dan berdoa, harus langsung pulang.Â
Nah, ini yang wajib dilakukan oleh umat. Kerinduan kami untuk menerima komuni pun terpenuhi. apalagi saat itu memang kami sedang merayakan Pekan suci. Mulai dari Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah. Kami bersiap menyambut Paskah. Peringatan besar bagi kami.
Kebetulan rumah kami menjadi salah satu titik untuk menerima komuni kudus. Sadar bahwa tinggal di lingkungan yang mayoritas muslim dan akan kedatangan 11 orang untuk menerima komuni meskipun tidak bersamaan, maka saya menemui RT dan RW memberitahukan hal tersebut.Â
Setelah menyampaikan semuanya kepada RW, dukungan pun diberikan. RT pun menyempatkan diri datang ke rumah untuk menanyakan detail ibadah misa itu.
Dukungan luar biasa diberikan kepada kami. Warga diberitahu secara detail apa yang akan terjadi di rumah dalam seminggu kedepan. Informasi itu tersampaikan melalui WAG sehingga melalui ibu-ibu diharapkan tersampaikan kepada semua warga. Luar biasa, akhirnya kami dapat melakukan ibadah dengan tenang dan lancar.
Ketika kota kami berubah status menjadi zona merah, pastilah kepanikan hadir di sana sini. WAG menjadi ajang bertukar informasi seputar kesehatan dan perlindungan diri.Â
Segala informasi yang terkirim dari pemerintah tersampaikan dengan baik dan cepat. Hal lain yang dirindukan oleh warga grup adalah gurauan gurauan ringan ala ibu-ibu.Â
Tidak lupa beberapa anggota yang memiliki usaha, WAG menjadi ajang buka lapak bagi mereka. Ini sangat menguntungkan satu sama lain, apalagi ketika himbauan stay at home. Mereka tinggal pesan dan barang sampai di rumah. Keren ya!
Lingkungan yang menyenangkan. keguyuban yang tiba-tiba kembali mengemuka setelah sekian lama seperti tertidur. Kami menjadi lebih peduli. Selama ini kami sudah PEDULI tapi kini semakin peduli.Â