Mohon tunggu...
Niken Safitri
Niken Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - Pengetik Rahasia

Aku, Kamu dan Kita semua berhak untuk bahagia. Jangan dicari, tapi ciptakan kebahagiaanmu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patah Hati Paling Patah

1 Desember 2020   22:58 Diperbarui: 1 Desember 2020   23:00 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sedu

Tirta yang menggenang di pelupuk mata

Kini menghujam di ujung dagu

Melewati bibir yang bergetar tanpa mampu berkata

Tangan yang perlahan menyeka air mata

Lalu memberi senyuman semu

Garis lengkung sebatas bibir, tak sampai pada mata

Menguatkan kaki, berdiri tanpa ragu

Saat berputar arah

Air Tuhan turun

Mengingatkan kembali akan kisah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun