Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Untaian Kenangan Bersama Kereta Api yang Tak Lekang Oleh Waktu

3 Oktober 2022   13:01 Diperbarui: 3 Oktober 2022   20:20 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta api sedang beroperasi| Dokumentasi PT KAI via Kompas.com

Bepergian dengan orang tua yang sudah lansia menggunakan transportasi umum tidaklah mudah. Namun dengan jaminan kenyamanan, kebersihan dan keamanan, KAI berhasil membuatku menjadikannya sebagai pilihan utama. 

Tahun lalu, aku memilih kereta api untuk pindah ke Cikarang, dengan membawa kedua orangtua yang usianya sudah menjelang lansia dan putriku yang masih balita. Kami naik KA Jayakarta dari Stasiun Lempuyangan, bapak dan ibu juga sangat terkesan dengan toilet yang bersih dan tempat ibadah yang nyaman selama menunggu kereta di stasiun. Saat sudah masuk ke dalam gerbong kereta pun tidak terjadi keluhan apa-apa dari orangtua sampai kami tiba di stasiun tujuan.

Harapan- Harapan Besar untuk KAI

Aku sudah memperkenalkan kereta api kepada si kecil. | Dokumentasi pribadi
Aku sudah memperkenalkan kereta api kepada si kecil. | Dokumentasi pribadi

Beberapa bulan yang lalu, aku dan si kecil menggunakan KA Serayu dari Stasiun Cikarang ke Stasiun Kiaracondong. Kereta api kelas ekonomi seperti KA Serayu memiliki kursi tegak 90 derajat dengan formasi tempat duduk 3-2. 

Perjalanan dari Cikarang ke Kiaracondong sebenarnya tidak terlalu lama, namun si kecil mengeluhkan ketidaknyamanannya dengan kursi tegak dan tempat duduk yang keras. Sebenarnya aku pun merasa tidak nyaman, tetapi jadwal kereta yang pas untuk kami hanya KA Serayu. 

Dalam perjalanan menggunakan KA Serayu, disampingku duduk seorang kakek tanpa pendamping yang tujuannya akan ke Stasiun Kroya. Sama seperti si kecil, keluhan beliau juga adalah kursi tegak yang tidak nyaman dan keras serta "adu dengkul".

Bahkan di Twitter juga sempat ramai pembahasan soal kursi tegak dan adu dengkul di kereta api kelas ekonomi. Ya kenyataanya memang tidak nyaman kok, pasti bikin pegel.

KAI sebagai satu-satunya perusahaan kereta api di Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi pengalamannya, aku masih menaruh harapan besar supaya KAI menghapuskan kursi tegak 90 derajat untuk KAJJ (Kereta Api Jarak Jauh) dan mengubah format kursi 3-2 menjadi 2-2 seperti kursi ekonomi premium supaya penumpang tidak "adu dengkul". 

Stasiun Bringin di jalur mati Kedungjati - Tuntang. | Dokumentasi pribadi
Stasiun Bringin di jalur mati Kedungjati - Tuntang. | Dokumentasi pribadi

Harapan besar selanjutnya adalah reaktivasi jalur-jalur mati seperti Kedungjati--Tuntang dan Ambarawa--Bedono di Daop IV karena jalur tersebut sangat menarik untuk dikunjungi. Apalagi jalur Ambarawa-Bedono yang merupakan jalur terjal bergerigi, pengalaman naik kereta di jalur ini pasti menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan.

Keindahan museum Ambarawa.| Dokumentasi pribadi
Keindahan museum Ambarawa.| Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun