Stasiun terlihat sangat semrawut, banyak orang-orang yang tidak berkepentingan keluar masuk peron dengan mudah. Bahkan ada orang-orang yang bangga bisa naik kereta tanpa tiket. Ibu selalu berpesan untuk berhati-hati di stasiun supaya jangan sampai kecopetan.Â
Kereta api kelas ekonomi yang ditarik lokomotif berwarna merah biru putih akhirnya diberangkatkan di malam hari dengan penumpang yang penuh sesak.
Padatnya lalu lintas kereta api di Stasiun Bandung membuat kereta api kelas ekonomi dipindahkan ke stasiun Kiaracondong. Sejak saat itu, kami meninggalkan kereta api sebagai sarana transportasi untuk mudik.
Kejadian Tak Terlupakan Saat Naik Kereta Api (Sebelum Era Pak Jonan)
"Wis persis kaya dendeng iwak, kon mlebu terus nang jero gerbong padahal wis kebak. Tambah mengko irunge ireng-ireng keno langes lokomotif," kata ibu saat menceritakan pengalamannya naik kereta api.Â
(Artinya: Udah mirip seperti dendeng ikan, disuruh masuk terus ke dalam gerbong padahal sudah penuh. Tambah nanti hidungnya hitam-hitam kena asap jelaga lokomotif.)Â
Keadaan gerbong yang penuh sesak membuat penumpang membuka kaca jendela bagian atas supaya tidak terlalu panas. Sayangnya saat kaca jendela terbuka, seringkali ada asap lokomotif yang ikut masuk sehingga membuat lubang hidung penuh jelaga. Saat membersihkan hidung, kami hanya bisa menertawakan diri sendiri melihat jelaga dari asap lokomotif yang terbawa pulang.
Kejadian paling parah yang aku saksikan adalah ada lemparan batu yang masuk melalui jendela dan mengenai kepala seorang penumpang. Kejadian ini tentu saja membuat gaduh dan penumpang yang terluka hanya dievakuasi oleh para penumpang lain yang peduli. Kondektur tidak bisa melakukan apa-apa karena gerbong penuh sesak, mau berjalan saja susah.Â
Kejadian tak terlupakan selanjutnya tidak aku alami sendiri tetapi dari pengalaman ibu. Suatu kali ibu pernah mudik menggunakan kereta ekonomi dari Stasiun Kiaracondong ke stasiun Kutoarjo. Dikarenakan kehabisan tiket duduk, akhirnya ibu dapat tiket berdiri. Alangkah terkejutnya saat menggunakan tiket berdiri itu mengharuskan ibu pindah ke gerbong barang/cargo yang tidak ada jendelanya.