Mohon tunggu...
Daniel PoyLado
Daniel PoyLado Mohon Tunggu... Freelancer - Tenaga lepas yang bekerja untuk Tuhan dan sesama serta dunia

Murid Tuhan.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buih Cinta

7 Juli 2020   21:55 Diperbarui: 7 Juli 2020   21:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada pusaran hari dan waktu yang berlalu

Beragam tanya hadir menerpa jiwa

Masing-masing menguliti tentang kasih

Setiap orang mempunyai alur sejarahnya

Masih pada pusaran waktu dan hari hidup

Mata ini menatap genggaman tanganmu

Memelul erat raga dan jiwa yang teruntai lemah

Menengadah dalam pilu dengan hati yang beku

Kepingan hati semakin teriris pedih

Menanti kembalinya harapan yang terhempas 

Naluri menerabas jauh ke padang kering

Pada helai dahan jelita bersimpuh

Masih sama atau bakal akan berubah total

Tidak ada pintu yang terlihat dari Mata 

Semua terasa gelap bagaikan maut yang memangsa

Di manakah hati ini mesti dikerangkeng

Tanya semakin tajam dan tak berhenti

Hanya diam dan senyum pada hati yang membeku

Dambaan hatimu kian meninggi jauh

Belum mampu mengepak bersama terbang

Entah sampai kapan tanah kering berhenti terpecah

Semut dan cacing tak lagi bergerombolan

Hidupkanlah api keberanian untuk meraih buih cinta

Meski tak ada yang mendampingi selain duniamu sendiri

Jangan menyerah kasih Dia tetap menjadi andalan hidupmu

Dia tetap berkuasa memelihara dan menjagamu selamanya.... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun