Mohon tunggu...
Nie Gautama
Nie Gautama Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang memiliki hobi jalan-jalan dan mendokumentasikan hasil jalan-jalannya, baca, juga karena sedang merantau mau tidak mau jadi hobi memasak ^_^\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasih dan Sayang

14 Februari 2011   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:36 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap mengantar anak-anak ke pintu rumah saat akan pergi ke sekolah, kemudian memeluk dan menciumi mereka serta mengucapkan selamat belajar ke sulungku  tercinta dan selamat bermain ke bungsuku tersayang, diiringi doa di dalam hati  untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di hari yang akan dijalani, selalu terucap syukur, rasa bahagia atas karunia Yang Maha Penyayang.

Bersyukur karena merasakan kasih sayang dari mereka yang begitu indah.  Meski terkadang dibarengi ucapan "uuugh, Mama bau",  pelukan dan ciuman selalu menghampiriku. Disaat mereka bangun tidur, akan pergi sekolah, pulang sekolah, saat si mama belum mandi ataupun bahkan bau asap dapur . Berlomba memberikan bantuan, yang seringkali sebenarnya membuat lebih repot,  membuatku kadang kewalahan membagi tugas. Suami tercintapun, di sela kesibukannya yang akhir-akhir ini meningkat, selalu memiliki waktu untuk mendengarkan celotehanku.

Saat kami berkumpul untuk makan  malam bersama sambil membicarakan apa yang telah kami lalui dalam aktivitas keseharian kami masing-masing, selalu terselip kata "terima kasih Ma, makanannya enak..."  Apapun jenis makanannya, bagaimanapun rasanya, orang-orang tercintaku itu selalu mengatakan hal yang sama. Dan sepertinya bukan pujian basa-basi, karena biasanya mereka mengatakannya di sela-sela melahap makanan tersebut sampai tandas.

Tidak jarang saat pulang sekolah bungsuku membawa hasil karyanya dalam bentuk lipatan kertas, gambar di kertas HVS ataupun lukisan cat air di kertas gambar kecil. Dia menunjukkannya sambil mengatakan  "Ini Ade bikin buat Mama".  Beberapa kali dia memberikan kertas kecil seukuran kartu nama  yang bergambarkan tokoh kartun kesayangannya, pemberian salah seorang sahabat.  "Ini buat Mama, nanti kalau Ade mau, Ade pinjam ke Mama"  :).

Sulungku, yang memang sangat suka sekali mengubah dunia sekitarnya menjadi tulisan, tak jarang menghadiahiku secarik kertas berisi karyanya. Terkadang  saat membaca 'kicauannya' di twitter membuatku merasa begitu bersyukur menjadi seorang ibu.

Hal-hal tersebut bisa terjadi pada siapapun yang membaca tulisan ini.  Sangat mungkin pula bukan hal menarik, yang harus disampaikan dalam suatu tulisan di forum sekaliber Kompasiana. Satu hal yang menggelitikku untuk menyampaikan ini semua adalah, pertanyaan perlukah satu hari khusus untuk menunjukkan rasa kasih sayang ?

Menjelang hari ibu, saat teman-temannya berlomba menunjukkan kasih sayangnya pada ibunda mereka, sulungku 'berkicau' di twitter :

Buat saya hari ibu besok itu biasa aja. Setiap hari, sayang saya sama mam nambah. Ga perlu satu hari khusus bwt ngebuktiin bhwa mam tuh  semua buat saya. Ga perlu satu hari khusus buat ngasih tau bahwa dia itu hidup saya. Ga perlu satu hari khusus ngebuat dia ngerasa spesial (meskipun mungkin usaha saya kurang). Kalo emg cuma ada 1 hari buat mam, saya cuma hidup 1 hari! Maksud saya, mama itu semuaaaaa buat saya. Masa cuman ada 1 hari khusus buat diaaaa. Saya sayang mamaa :* Huah, saya ga nulis puisi karena skrg saya ngerasa bahwa setiap kata yg saya tulis ga bisa ngewakilin arti mama buat saya. Kurang kurang kurang! Gimana saya liatinnya? Pokonya, besok itu hari yg sama ama hari-hari biasanya: penuh perasaan untukmu. Khusus untukmu. Aku padamu. Semua buat mamaaa! Mungkin Mam belom ngerasa semua kata sayang saya. Belom semua. Setengahnya juga engga. Kenapa? Soalnya sayang saya ga pernah ada ujungnya. Gaperlu mama tau sebesar gimana sayang saya,saya ga mau mam pingsan-siuman 50x. Ok, itu lebay. Pokonya, Andin sayaaaaaaaaaaang mama Saya senang karena hidup saya emg seneng terus (maaf pada manusia" yg hanya merana). Saya sayang mam. Saya sayang pap. Saya bersyukur saya jadi Andin yang kaya gini, Alhamdulillah :) Muach! Selamat hari ibu! Cintai ibu kalian seperti saya. Saya patut jadi contoh. Memang lebay tapi itu fakta. Iya, fakta bahwa saya suka mimpi. Udah ah. Ntar ga selesai". Selamat hari ibu...

'Kicauan' ini pernah diposting di catatan FB.

Tulisan itu menyadarkanku, bahwa tidak perlu satu hari khusus jika itu menyangkut rasa kasih dan sayang.  Rasa kasih dan sayang akan tercurah dengan sendirinya, seiring dengan cinta yang mengalir. Tak terbayangkan jika kita hanya menunjukkan rasa cinta kita dalam satu hari saja setiap tahunnya.

Dengan orang orang terdekat di sekitar  kita yang begitu nyata menunjukkan kasih sayangnya, masihkah dibutuhkan satu hari kasih sayang? Bagiku tidak, karena setiap hari, hari-hariku penuh kasih sayang, penuh dengan cinta, tanpa harus ditandai dengan coklat ataupun permen berbentuk hati.

Ð

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun