Kesimpulan: Menemukan Kemanusiaan di Balik Angka
Hermeneutika Wilhelm Dilthey membuka jalan bagi akuntansi untuk kembali pada jati dirinya sebagai ilmu kemanusiaan. Ia mengingatkan bahwa di balik setiap angka ada cerita, di balik setiap laporan ada nilai, dan di balik setiap neraca ada kehidupan.
Akuntansi bukan hanya alat pengendali ekonomi, tetapi sarana manusia memahami tanggung jawab dan kebermaknaannya di dunia. Dengan membaca angka sebagai bahasa kehidupan, kita menemukan bahwa akuntansi bukan sekadar tentang uang, melainkan tentang manusia tentang bagaimana ia berjuang menulis kisahnya melalui simbol ekonomi dan moralitas.
Hermeneutika Wilhelm Dilthey memberikan dasar filosofis bagi lahirnya teori akuntansi yang manusiawi. Ia mengingatkan bahwa angka-angka yang kita baca setiap hari adalah simbol dari kehidupan yang dihayati. Akuntansi bukan sekadar ilmu tentang uang, melainkan tentang manusia tentang bagaimana kita memberi makna pada usaha, tanggung jawab, dan keseimbangan hidup.
Dengan membaca akuntansi secara hermeneutik, kita belajar bahwa angka memiliki jiwa, dan tugas akuntan bukan hanya menulis kebenaran teknis, tetapi juga mengungkap kebenaran hidup. Inilah panggilan etis ilmu akuntansi dalam horizon kemanusiaan yang lebih luas: menjadikan laporan keuangan bukan hanya alat pengendali, tetapi cermin nilai, empati, dan moralitas.
WHAT - Hakikat Teori Akuntansi Hermeneutik Wilhelm Dilthey?
Akuntansi dan Paradigma Kehidupan
Selama berabad-abad, akuntansi dikenal sebagai sistem yang berurusan dengan angka, transaksi, dan laporan. Ia dipandang sebagai mekanisme rasional untuk memastikan keteraturan dan akurasi dalam dunia ekonomi. Namun di balik kesan netral dan objektif itu, akuntansi sesungguhnya adalah cermin dari kehidupan manusia yang penuh nilai, perasaan, dan tanggung jawab.
Hermeneutika Wilhelm Dilthey membawa cara pandang baru: akuntansi bukan sekadar "ilmu hitung," tetapi ilmu tentang makna kehidupan ekonomi. Ia menempatkan manusia sebagai pusat dari segala proses pencatatan, pelaporan, dan interpretasi ekonomi. Karena angka bukanlah entitas mati, melainkan simbol dari realitas yang hidup realitas yang mengandung niat, nilai, dan pengalaman batin manusia.
Hermeneutika sebagai Jalan Memahami Kehidupan
Bagi Dilthey (1833--1911), ilmu tidak tunggal; ada dua jalan untuk mengetahui realitas: