Mohon tunggu...
Nida Basyariyyah
Nida Basyariyyah Mohon Tunggu... Guru TK -

Seorang penulis pemula yang ingin membentangkan sayapnya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Secret of Cassandra

9 Maret 2019   05:39 Diperbarui: 9 Maret 2019   05:39 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Loe kenapa sih, Yo? Dingin banget sama cewe. Cindy kan cantik dan seksi, kenapa gak Loe embat aja? Kan lumayan, ya kan, Ben?" komentar Toni saat melihat ulah Ryo.

"Gue gak napsu sama cewe kayak gitu. Lagian kita nih masih sekolah, belajar yang bener!" Toni dan Beni segera menutup telinga saat Ryo memulai ceramahnya.

"Yo, mending Loe ceramahin diri sendiri deh!" goda Toni dengan usil.

Ryo segera menarik kedua temannya ke kelas dan melanjutkan ceramah tentang pentingnya belajar di usia mereka. Bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa dan siswi berlarian memasuki kelas. Mereka tak ingin terlambat sedetik pun. Bagi yang terlambat dengan terpaksa mendapat hukuman jalan jongkok dimulai dari gerbang sampai kelas dengan diawasi oleh satpam sekolah. Hingga akhirnya sekolah menjadi sepi dengan dimulainya jam pelajaran.

"Yo, ntar kita jadi nongkrong di belakang, kan?" Ryo tak menjawab pertanyaan Beni yang memasang wajah penuh harap.

"Ben, sampe kiamat Loe gak bakal dijawab sama Ryo. Loe kayak gak kenal dia aja. Ini jam pelajaran, kita harus belajar!" sahut Toni yang memeragakan kata-kata Ryo.


Tanpa banyak kata, Ryo menepuk kepala kedua temannya dengan buku dan melanjutkan menyimak penjelasan guru di depan kelas. Ryo duduk di bangku paling belakang sedangkan kedua temannya di depan mejanya. Sehingga memudahkan baginya untuk mengingatkan mereka dengan pukulan.

Ryo memiliki tubuh yang tinggi, sekitar 170 sentimeter, sehingga ia lebih memilih duduk di belakang. Agar teman-teman yang lain dapat melihat papan tulis dan guru dengan jelas, alasannya saat ditanya. Meskipun ia sering mengganggu teman-temannya di sekolah, pantang bagi Ryo untuk tidak menyimak pelajaran. Prinsipnya, "Nakal boleh tapi jangan jadi orang bodoh."

Bel tanda istirahat berbunyi setelah pelajaran pertama dan kedua usai. Ryo segera memasukkan buku dan alat tulisnya serta merapikan meja. Toni dan Beni pun mengikuti aksi sang ketua geng.

"Loe pada bukannya dengerin guru jelasin malah pada ngobrol aja. Emangnya udah pada pinter?" omel Ryo pada kedua temannya saat berjalan menuju tempat mereka biasa menghabiskan waktu istirahat.

Baik Toni maupun Beni tidak ada yang berani bersuara. Karena mereka menyadari kesalahan masing-masing dan membenarkan perkataan Ryo. Seharusnya pada jam belajar mereka tidak berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun