Laissez-faire: Memberikan otonomi luas pada tim
semua memiliki peran masing-masing tergantung pada konteksnya. Pemimpin efektif adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan berbagai pendekatan ini. Selain itu, muncul pula gaya kepemimpinan milenial yang menggabungkan penggunaan teknologi, keseimbangan antara IQ, EQ, dan SQ, serta orientasi terhadap inovasi dan kolaborasi lintas generasi.
Pemimpin zaman sekarang juga dituntut untuk menjadi agile leader---pemimpin yang lincah dan mampu melakukan perubahan cepat dalam situasi yang tidak pasti. Agile leadership membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko, kemampuan membaca tren, dan kemauan untuk terus belajar. Ini bukan sekadar teori, tetapi sudah menjadi kebutuhan praktis dalam dunia kerja yang berubah sangat cepat.
Tantangan Kepemimpinan di Era Disrupsi
Perubahan Teknologi yang Cepat: Pemimpin harus melek teknologi dan mampu memanfaatkannya untuk efisiensi dan inovasi.
Tuntutan Karyawan Milenial dan Gen-Z: Generasi ini menuntut kepemimpinan yang terbuka, komunikatif, dan berorientasi pada makna kerja.
Kompleksitas Global: Pemimpin harus mampu mengelola tim lintas budaya dan waktu.
Krisis dan Ketidakpastian: Pandemi, krisis ekonomi, dan geopolitik menuntut kemampuan mengambil keputusan cepat namun bijak.
Disrupsi Model Bisnis: Pemimpin harus siap untuk melakukan transformasi digital dan inovasi model bisnis agar tetap relevan.
Keberlanjutan dan Etika: Di era kesadaran sosial yang meningkat, pemimpin dituntut untuk peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Informasi yang Overload: Dengan banyaknya informasi yang beredar, pemimpin harus mampu memilah mana informasi yang relevan dan mana yang tidak. Kemampuan berpikir kritis menjadi semakin vital.