Melansir dari laman kompas, memiliki teman atau sahabat memang menyenangkan. Sebab, karena mereka lah yang senantiasa menyemangati kita, mau membantu kita, dan tidak membuat kita kesepian. Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukan dan pekerjaan menjadi prioritas bagi masing-masing orang, terutama orang dewasa. Hal inilah yang menggerus komunikasi atau interaksi sosial pada orang-orang yang dulunya dekat pada kita, termasuk sahabat.
Terkadang masalah kepercayaan tidak harus dimulai dengan seorang pacar, seringkali masalah itu dimulai dengan teman sesama perempuan yang kamu pikir akan berdiri di sampingmu di hari pernikahan nanti, yang wajahnya ada di setiap foto dan dalam banyak kenangan masa kecil kamu.
Ketika orang berbicara tentang patah hati, yang mereka maksud adalah patah hati antara pasangan yang sedang jatuh cinta. Itulah yang menjadi inti dari semua lagu dan beberapa puisi terhebat yaitu tentang hilangnya percikan cinta yang terkenal di antara dua kekasih. Namun, bagaimana dengan sahabat? Bagaimana jika satu-satunya orang yang seharusnya selalu ada di sampingmu, yang seharusnya selalu ada, orang yang seharusnya menyeka air matamu dan memegang tanganmu saat kamu merasa jatuh, justru menjadi alasanmu menangis? Â
Bagaimana jika sahabatmu menyakiti hatimu?
Karena rasa sakitnya berbeda. Rasa sakitnya melilit dalam dirimu; seperti rokok yang dijepit di hatimu dan selamanya berdiri di tanah yang tidak rata. Rasa sakitnya membuat kamu merasa seolah-olah ada sesuatu yang salah dengan diri kamu dan kamu mulai mempertanyakan seluruh kepribadianmu. Apakah saya terlalu berlebihan? Apakah saya menyebalkan? Apakah saya terlalu terobsesi atau terlalu banyak membicarakan diri sendiri? Apakah saya tidak layak dicintai?
Dan kata-kata mereka, pengkhianatan mereka, merayapi kulitmu, menodai hatimu dan mengalir dalam darahmu.
Ia mengintai di cerminmu, ia adalah bayangan yang duduk saat makan siang bersamamu dan teman-teman barumu berbisik-bisik bahwa mereka juga tidak menyukaimu, mereka mempunyai grup WhatsApp rahasia yang didedikasikan untuk hanya membicarakanmu di belakang.
Ada dua wajah yang tersenyum padamu dan kamu akan selalu menunggu topeng mereka terbuka.
Karena apa yang kamu berikan kepada teman-temanmu, berbeda dengan apa yang kamu berikan kepada pasanganmu. Itu asli dan apa adanya, dan itu 100% dirimu.
Dan kamu harus bisa berbagi prestasi atau mengeluhkan hal yang sama berulang kali setiap hari tanpa merasa seperti kamu menyebalkan. Dan lebih dari itu, kamu harus bisa percaya bahwa ketika ada masalah yang muncul di antara kamu, maka kamu bisa membicarakannya dan mencapai penyelesaian karena kalian saling menyayangi. Kamu tidak boleh pernah hidup dalam ketakutan bahwa mereka membicarakan kamu di belakang atau hanya menunggu kamu tersandung dan jatuh.