Mohon tunggu...
Ngudi Tjahjono
Ngudi Tjahjono Mohon Tunggu... Dosen - Menyukai menulis dan menggambar

NGUDI TJAHJONO. Lahir di Lumajang tanggal 22 Maret 1960. Bekerja sebagai dosen di Universitas Widyagama Malang. Menekuni bidang Transportasi, Ergonomi dan Lingkungan Hidup. Menulis dan melukis adalah kegemarannya. Menjadi motivator spiritual dan pengembangan sumberdaya manusia adalah panggilan hatinya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Prinsip Keseimbangan di Alam

10 Agustus 2022   14:19 Diperbarui: 10 Agustus 2022   14:57 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berkaitan dengan al Qur'an surat ke 67 [al Mulk] ayat 03 di atas, disebutkan bahwa Allah menciptakan semua di alam ini dalam keadaan seimbang. 

Bahkan pada ayat 04 kita ditantang untuk mengamati lebih dalam, "kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih." Ayat tersebut memberi tahu kita, bahwa kita diminta untuk tertus melakukan pengamatan atau penelitian lebih mendalam.

Informasi yang kita dapatkan, bahwa kondisi awal alam ini adalah seimbang (balance). Maka, berarti juga ada keadaan tidak seimbang (unbalance). Pada kondisi tertentu, yang semula seimbang bisa berubah menjadi tidak seimbang. Akibat yang ditimbulkannya bisa berupa kerusakan, kehancuran atau musibah yang berujung pada rasa ketidaknyamanan atau penderitaan pada manusia dan binatang. 

Namun, kondisi tidak seimbang ini tidak berlangsung lama. Kondisi berikutnya adalah berupa keseimbangan baru. Keseimbangan baru tidaklah sama dengan keseimbangan sebelumnya, setidaknya pada sisi kualitasnya.

Jadi, pada dasarnya alam ini diciptakan dalam kondisi seimbang, dari keseimbangan awal ke keseimbangan berikutnya. Di antara keduanya ada proses transisi, yaitu ketidakseimbangan.

Alam diciptakan untuk manusia. "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu ..." (Q.S. Al Baqarah [02]: 29). Manusia bisa memanfaatkannya semaunya untuk keperluannya. Namun tidak boleh sewenang-wenang dan rakus. Ada satu prinsip yang tidak boleh dilanggar, yaitu "prinsip kesimbangan." Ketika prinsip ini dilanggar, maka akan berakibat terjadinya kehancuran, musibah dan bencana. Pastinya berujung pada penderitaan.

Jika manusia ingin mendapatkan manfaat yang baik dari alam ini, maka harus mengenali dengan baik pula prinsip keseimbangan ini. Keseimbangan adalah merupakan salah satu dari karakteristik hukum alam (sunnatullah). Sunnatullah adalah hukum Allah yang diberlakukan untuk alam. 

Karenanya, manusia juga harus mengenali karakter (sifat, atau tanda-tanda) yang melekat pada semua benda dan hukum alam yang ada. Semakin dalam manusia menggali karakter alam ini, maka akan semakin lengkap manusia mengenali alam. Juga akan semakin baik pula manusia dalam memanfaatkan alam ini untuk kesejahteraannya.

Untuk menggali karakter-karakter alam ini harus menggunakan suatu metode yang disebut metode ilmiah. Hasil penggaliannya dikumpulkan dalam khazanah ilmu pengetahuan yang terus berkembang semakin lengkap. Khazanah ilmu ini meliputi bidang-bidang: eksakta, ekonomi, sosial-humaniora, psikologi, politik dan sebagainya.

Semua bidang ilmu ini dikembangkan tidak lepas dari prinsip keseimbangan. Contohnya, ilmu matematika dikembangkan atas prinsip ini. Demikian juga ilmu fisika dan kimia. Ilmu ekonomi, sosial-humaniora, psikologi, politik dan militer pun juga demikian. Teknologi, yang merupakan penerapan dari sains, pun juga harus mengikuti prinsip ini.

Penyimpangan terhadap prinsip keseimbangan akan menyebabkan musibah dan penderitaan. Pengelolaan lingkungan hidup yang tidak memerhatikan prinsip ini akan menyebabkan bencana lingkungan hidup. Pembuatan teknologi pesawat terbang yang mengabaikan prinsip ini akan mengakibatkan kegagalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun