Sebagai anak kecil, saya patuh terhadap perintah Bapak. Saya yakin bahwa ada hikmahnya dari apa yang beliau perintahkan.
Pagi di hari pertama puasa, saya mengayuh sepeda ke lokasi yang disebutkan Bapak. Ternyata tidak cukup satu kali untuk mengambilnya. Kalau tidak salah perlu sampai lima kali.
Awalnya saya santai-santai saja. Namun setelah shalat dhuhur energi saya menurun. Semakin sore semakin lemas. Bahkan untuk mandi saja saya sampai dipapah.
Pengalaman ini sungguh tidak terlupa. Sebagai bagian penting dalam sejarah hidup, kenangannya sungguh indah.
Olahraga Ringan
Almarhum Bapak saya memiliki prinsip hidup yang menarik. Kata beliau, "hidup adalah gerak".
Prinsip ini bukan sebatas prinsip, Beliau menerapkannya dengan totalitas dalam hidup. Hari-harinya diisi dengan aneka kegiatan sejak pagi sampai malam.
Beliau aktif berkebun. Juga aktif jalan kaki dan naik sepeda.
Saya sebagai anaknya ingin meniru beliau dari sisi keaktifan. Saya tidak memiliki keterampilan berkebun seperti beliau. Saya hanya mampu meniru olahraga bersepeda dan jalan kaki.
Di bulan puasa ini saya tetap berolahraga. Pagi hari setelah shalat subuh saya jalan kaki di sekitar rumah. Tidak terlalu lama. Paling 20-30 menit. Paling jauh dapat 2000 langkah.
Sore hari, jika ada waktu, saya kembali jalan kaki atau joging. Biasanya juga tidak terlalu lama. Durasinya mirip dengan pagi hari.