Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cegah Stunting, Cerdaskan Indonesia!

29 Januari 2023   08:40 Diperbarui: 14 Februari 2023   16:10 2432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agent: imunisasi lengkap untuk mencegah infeksi

Environment: menjaga kebersihan lingkungan baik

Dari konferensi pers yang dilakukan Bupati Sumedang di Istana Negara awal Januari 2023, langkah yang dilakukan Kabupaten Sumedang untuk menurunkan prevalensi stunting dari 34 menjadi 8 persen adalah:

  • Kolaborasi, public private partnership
  • Orkestrasi dengan menciptakan people, good governance, digitalisasi. Sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) sudah berjalan dengan baik untuk menangani berbagai keluhan masyarakat dalam bentuk whatsapp / chatbot / artificial intelligence (AI)
  • Komitmen bersama pemangku wilayah (pimpinan) di semua level
  • Membangun sistem data yang baik. Semua keputusan berbasis data (data driven policy). Tidak ada keputusan yg diambil tanpa melihat data. Data stunting sepertinya akan sangat bagus jika dioverlay dengan data cakupan imunisasi program. Harusnya linear pada daerah padat penduduk, cakupan imunisasi rendah, kunjungan ke posyandu rendah, PD3I dan prevalensi stunting / malnutrisi tinggi
  • Mendigitalisasi dan menciptakan posyandu berkualitas:
    • Melatih kader sampai benar-benar handal deteksi sampai edukasi
    • Membelikan 1 posyandu minimal 1 buah smartphone untuk menginput data (ada > 1.000 posyandu).
    • Kolaborasi dengan telkomsel untuk edukasi spesifik ke masyarakat.
    • Identifikasi masalah stunting yang berbeda di setiap desa dan intervensinya spesifik berbasis masalah yang ditemukan, serta edukasi whatsapp blast ke masyarakat secara masif.

Stunting tidak hanya mengenai kelompok sosioekonomi kurang, tapi dapat juga mengancam kelompok yang cukup karena adanya masalah perilaku makan dan pola asuh anak. Anak yang memilih-milih makanan, tidak suka makan juga menjadi ancaman. Makan pada anak itu perlu diajarkan dan dilatih sesuai tahapan kehidupan anak dari saat memulai MPASI 6 bulan sesudah lulus ASI eksklusif. Sama pentingnya dengan mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung.

Salah satu penelitian di Yarsi mengecek epigenetik anak dari buccal swab DNA sebagai potensi alat ukur rekam jejak asupan dan indikator tumbuh kembang https://youtu.be/4J2wGrIvezg

Stunting mengajarkan kita menjadi orang tua itu tidak boleh egois. Ini terkait masa depan panjang anak sebagai generasi penerus bangsa. Kesuksesan seseorang bukan karena seberapa sukses (tingginya) diri kita, tapi seberapa sukses anak kita nanti!

 

Kesimpulan:

Menurut saya, ada tiga intervensi utama yang dinilai cukup besar bisa berdampak untuk stunting: pertama memperbaiki mutu dan cakupan imunisasi rutin lengkap sekaligus jadi surveilans / deteksi dini tumbuh kembang rutin, kedua adalah mengurangi konsumsi rokok utamanya keluarga miskin untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap protein hewani, ketiga memperbaiki surveilans gizi (posyandu) yang adekuat dan mudah diakses, rutin per bulan dilakukan dengan kader terlatih / orang tua, terdigitalisasi sebagai upaya deteksi dini, surveilans, dasar penentuan kebijakan yang valid. Ibu dan calon ibu saat ini banyak menyasar generasi milenial dan Z. Edukasi perlu dilakukan dengan aspek kekinian. Referensi puluhan publikasi ilmiah dampak buruk rokok terhadap pertumbuhan, kecerdasan, kesehatan fisik dan mental anak dapat diakses di: https://drive.google.com/drive/folders/164D79j_APy8K1lQtp6K3VGasY3PSO5RR 

Beberapa ide inovasi stunting:

Surveilans dan deteksi dini:

  • Perluasan riset berkelanjutan terkait stunting, sosioekonomi dan aspek kecerdasan anak.
  • Pencatatan imunisasi dan kunjungan sehat lainnya atau bahkan kunjungan sakit balita di semua fasilitas kesehatan (utamanya swasta) seharusnya terkoneksi dengan pencatatan posyandu dan gizi untuk record status gizi balita dari bulan ke bulan. Termasuk sistem pada ibu hamil dan calon pengantin. Dengan SATUSEHAT Kemenkes RI / aplikasi sehat indonesiaku (ASIK) akan dapat terwujud dimulai dari fasilitas kesehatan yang sudah menginput ASIK untuk imunisasi program GRATIS dari pemerintah.
  • Deteksi dini / posyandu digital di aplikasi pedulilindungi atau pelaporan yang mudah melalui whatsapp oleh kader kesehatan, Puskesmas, dan orang tua, yang melakukan skrining bisa mendapatkan poin yang bisa ditukar untuk mendapat potongan / gratis telur di alfa / indomart / foodstation BUMD DKI Jakarta.
  • Membuat posyandu sistem drivethru dengan cepat dan diinput ke sistem yang mudah sebagai surveilans melibatkan kolaborasi public private partnership. Integrasi data dengan aplikasi tumbuh kembang anak seperti PrimaKu IDAI, dll diharapkan ada warning sign jika sudah ada tanda gagal tumbuh pada anak. Jika ingin lebih agresif mencegah, membuat SOP rujukan, weight faltering saja sudah harus dirujuk ke spesialis anak, jangan menunggu stunting. Weight faltering adalah kenaikan berat badan yang tidak cukup (dibawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya).
  • Kementerian Kesehatan sudah mengembangkan pelaporan stunting sederhana oleh kader berbasis whatsapp yang datanya akan masuk ke sistem informasi. Ini sebuah inovasi yang sangat baik. Chatbot / artificial intelligence juga menjadi penting sebagai sarana edukasi dan promosi kesehatan masif kepada masyarakat.
  • Pada program pengendalian tembakau, Kementerian Kesehatan RI telah memiliki dashboard kabupaten/kota dan provinsi untuk melihat aspek regulasi (memiliki poin tinggi), monitoring evaluasi yang sudah dilakukan. Ini mirip dashboard Bersatu Lawan COVID-19 / BLC yang diimplementasikan BNPB. Harapannya stunting juga dibuat untuk menilai indikator terukur antar kab/kota dan provinsi yang dapat dinilai realtime.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun