Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vaksin Pertama, Alergi dan Piknik Bersama yang Berjarak

2 Juli 2021   01:21 Diperbarui: 2 Juli 2021   01:26 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekitar 15 menit setelah divaksin, ketika sedang menunggu lembar yang membuktikan bahwa vaksin pertama telah diberikan, aku merasa panas menggigit dari dalam kulit pada lipatan bagian dalam siku kanan. Tak lama kemudian, terbentuk bentol berukuran kecil dalam jumlah agak banyak. Rasa panasnya seperti tertinggal di sana, lalu muncul warna kemerahan. 

Aku segera maju dan melaporkan keadaan tersebut pada perawat yang menyuntikku. Dengan sigap bu perawat melaporkan keadaanku kepada dokter yang bertanggung jawab. 

Bu dokter segera menelpon seseorang di ujung sana untuk melaporkan keadaan seorang penerima vaksin yang mengalami alergi, sedangkan bu perawat segera mempersiapkan cairan suntik anti alergi (Dexametasol 0,75 mg). 

Untuk keperluan observasi, aku tidak diperkenankan pulang setelah menerima suntikan anti alergi. Setiap 15 menit, selalu ada dokter atau perawat yang menghampiri untuk mengamati kondisi kulit lenganku. Kulit memerah makin berkurang, juga bentolnya. Setelah 1 jam, aku diizinkankan pulang. Kulit kemerahan dan bentol sudah mereda.

Beberapa hari kemudian
Setelah divaksin, aku menerima telepon dari perawat . 

Hari itu, dari hampir 300 orang yang divaksin, hanya aku yang mengalami alergi setelah disuntik. Karena itu, namaku akan didata dan dilaporkan ke dinas terkait bersama dengan penerima vaksin lain yang mengalami kejadian ikutan setelah vaksin. Istilahnya KIPI, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. 

Aku sangat mengerti hal ini. Setiap dampak yang terjadi setelah vaksin akan menjadi bahan evaluasi apakah vaksin tertentu cocok atau tidak untuk dikonsumsi dalam jangka sangat panjang. 

Yang menjadi pertanyaan dalam hatiku, kenapa nama ayah dan ibu ditambahkan sebagai info. Apakah nama ayah dan ibu memberikan pengaruh terhadap keadaan kulitku yang memerah setelah divaksin? 

Ketika aku tanyakan hal tersebut pada perawat tersebut, bu perawat mengatakan bahwa format tersebutlah yang diberikan pada mereka untuk diisi jika ada KIPI non serius. 

Sedangkan menurutku, bukannya lebih baik ditambahkan kolom untuk diisi berupa riwayat medis selama 10 tahun terakhir baik dioperasi dan dirawat baik dirawat di rumah sakit maupun di rawat jalan.
***

Dari bincang-bincang dengan  sesama calon penerima vaksin lain sembari menunggu, aku mendapat tahu, ada juga yang KIPInya adalah tubuh muncul ruam merah sekujur tubuh selama 3 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun