Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Londa, Lokasi Rumah Duka dan Pekuburan Alam

1 Desember 2018   23:01 Diperbarui: 2 Desember 2018   21:15 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami mendapatkan informasi bahwa Londa sangat ramai di bulan Desember. Karena banyak perantau yang pulang dan melaksanakan pesta adat di tempat tersebut.

Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju gua alam yang merupakan pekuburan tersebut. Sebelum menaiki tangga, seorang pemandu menawarkan jasa mendampingi kami sekaligus menawarkan lampu petromax sebagai penerang di dalam gua. Dan mengingatkan kami bahwa jasa pandu darinya tidak dipatok nominal uang. Boleh serelanya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Bagian luar gua tempat meletakkan peti jenazah
Bagian luar gua tempat meletakkan peti jenazah
Hutan kecil yang bersebrangan dengan gua batu, Londa
Hutan kecil yang bersebrangan dengan gua batu, Londa
Tumpukan peti mati di bagian depan goa
Tumpukan peti mati di bagian depan goa
Pemandu Londa

Pemandu Londa yang menemani kami memasuki kuburan kapur tersebut sudah memulai pekerjaan ini sejak masih sangat muda. Anak pertamanya, yang kelas 2 SMP juga sudah mulai menjadi pemandu di Londa. Kebanyakan yang menjadi pemandu sudah memulainya sejak usia muda dan nyaris semua berasal dari klan keluarga yang sama.

Bagi mereka, menjadi pemandu di Londa merupakan salah satu kebanggaan, baik kebanggaan keluarga maupun kebanggaan pribadi.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Sejoli yang Nahas

Jika Italia punya Romeo dan Juliet, sejoli yang hubungan mereka tidak direstui oleh orangtua kedua belah pihak, yang dikisahkan dengan apik oleh William Shakespeare, maka Londa pun memiliki kisah yang hampir serupa.

Dua sejoli ini berjumpa di perantauan. Setelah beberapa waktu menjalin hubungan, berdua memutuskan untuk pulang dan memberitahu orangtua dari kedua belah pihak memohon restu untuk menikah. 

Sayangnya, setelah ditelusuri hubungan kekerabatan, didapatilah bahwa keduanya masih memiliki hubungan darah. Orangtua menolak rencana pernikahan mereka, kerabat menyarankan mereka berdua untuk segera berpisah. 

Putus asa tidak dikenan untuk saling memiliki selama hidup, berdua memutuskan mati bersama. Jasad mereka diletakkan di Londa, karena sesungguhnya Londa adalah kuburan keluarga satu klan. Sampai kini, kita masih bisa melihat tengkorak mereka yang berdampingan.

***

Bukit kapur yang bagian atasnya masih bisa digunakan
Bukit kapur yang bagian atasnya masih bisa digunakan
Setelah 10 menit, kami kembali ke bagian luar gua. Kami berjalan menjauhi gua, menuju bagian Londa yang berhadapan langsung dengan gua kapur tersebut. Menurut pak Ola, jika bagian bawah gua sudah tidak tersisa lagi tempat, bagian atas gua masih bisa digunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun