Mohon tunggu...
Nesza
Nesza Mohon Tunggu... Mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian dan Industri: Dua Pilar Ekonomi yang Harus Bertransformasi

15 Juni 2025   18:32 Diperbarui: 15 Juni 2025   18:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ketika berbicara tentang kekuatan ekonomi Indonesia, dua sektor yang tak pernah lepas dari sorotan adalah pertanian dan industri. Keduanya bukan hanya tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga cerminan bagaimana bangsa ini berkembang atau justru tertinggal di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi.


Pertanian: Pahlawan Senyap yang Terus Terpinggirkan?

Dari data resmi BPS (Badan Pusat Statistik ) Pertanian menyumbang sekitar 13--14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun, ironisnya, sektor ini masih dibebani berbagai persoalan klasik: produktivitas rendah, teknologi yang tertinggal, dan dampak perubahan iklim yang kian terasa. Petani, yang menjadi garda terdepan penyedia pangan nasional, justru sering terjebak dalam lingkaran keterbatasan modal dan akses pasar.

Padahal, dengan penerapan inovasi seperti precision farming, sistem irigasi otomatis, dan penggunaan varietas unggul, potensi pertanian Indonesia bisa melompat jauh. Sayangnya, adopsi teknologi ini masih belum merata.

Industri: Dari Pabrik Tradisional ke Revolusi Teknologi

Di sisi lain, sektor industri Indonesia sedang mengalami transisi. Dari basis manufaktur tradisional yang padat karya, kini kita mulai melirik industri berbasis teknologi tinggi: elektronik, otomotif, hingga pengembangan perangkat lunak. Ini kabar baik. Namun, transisi ini juga menuntut investasi besar, tenaga kerja terampil, dan tentu saja, regulasi yang mendukung inovasi.

Yang patut diapresiasi, tren industri berkelanjutan mulai berkembang. Penggunaan energi terbarukan, daur ulang limbah, dan standar ramah lingkungan sudah masuk dalam agenda besar. Artinya, arah yang kita tuju sudah benar. Tapi perjalanannya masih panjang dan penuh tantangan.

Peran Pemerintah: Sudah Cukup?

Pemerintah sudah menggelontorkan berbagai program: subsidi, kredit murah, pembangunan infrastruktur, hingga insentif investasi. Namun pertanyaannya, apakah semua itu cukup?

Jawabannya kembali pada implementasi. Tanpa eksekusi yang tegas, transparan, dan berpihak pada pelaku sektor kecil (seperti petani dan UMKM industri), semua regulasi tinggalah deretan pasal di atas kertas.

Arah Masa Depan: Integrasi Teknologi dan Keberlanjutan

Baik sektor pertanian maupun industri, keduanya kini punya satu keharusan: bertransformasi. Integrasi teknologi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Begitu pula dengan pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dunia tidak hanya menuntut efisiensi, tetapi juga tanggung jawab.

Indonesia punya peluang emas. Dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah penduduk yang besar, kita punya pasar, tenaga kerja, dan potensi inovasi. Tapi semua itu akan sia-sia jika kita tidak berani berbenah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun