Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Suku Dawan (Timor) Harus Memiliki Ume Kbubu?

18 November 2021   15:56 Diperbarui: 20 November 2021   16:07 4327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lumbung tersebut adalah rumah bulat. Jagung dengan bahan-bahan makanan yang lain seperti sorgum, padi ladang, jewawut, kacang-kacangan termasuk daging pun diawetkan dengan cara diasapi dalam rumah bulat. Cara pengawetan ini melahirkan daging sei modern yang sudah diekspor keluar negeri.

Bagian dalam rumah bulat | Dokpri
Bagian dalam rumah bulat | Dokpri

Rumah bulat memang didesain sangat unik dengan pertimbangan yang matang untuk merespon keadaan alam tersebut. Selain untuk pengawetan makanan, rumah bulat nyaman untuk ditempati, bahkan untuk ibu-ibu yang melahirkan.

Baca: Ume Kbubu, RSIA Suku Dawan (Timor) Tinggal Kenangan

Berdasarkan penelitian I Ketut Suwantara, Desak Putu. Damayanti dan Iwan Suprijanto yang dicantumkan dalam artikel berjudul Karakteristik Termal pada Rumah Tradisional Sonaf dan Uma Kbubu di kampung Maslete, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), membuktikan bahwa pembuatan rumah bulat adalah upaya masyarakat atoin meto untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Dalam penelitian tersebut, menemukan kesimpulan bahwa rumah bulat sangat nyaman untuk digunakan karena sangat responsif terhadap perubahan iklim luar, baik musim dingin maupun musim panas.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa respon rumah bulat dapat menaikkan suhu ruangan sebesar 1,7 derajat celcius pada suhu luar yang rendah. Ini merespon musim dingin yang terjadi di daerah Timor Tengah, daerah yang dihuni oleh atoin meto.

Baca: Manik Tuin Sufa, Musim Dingin di Timor Tengah

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa rumah bulat menurunkan suhu ruangan sebesar 0,4 derajat celcius pada suhu luar yang tinggi. Tentunya, ini juga merespon musim panas berkepanjangan yang membuat suhu udara terus meningkat.

Yang paling menarik adalah atap berbahan alang-alang memiliki kemampuan untuk meredam kalor yang berasal dari matahari 45 menit hingga 1 jam, sehingga membentuk suhu ruangan rumah bulat tetap stabil dari 25-29,3 derajat celcius. 

Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Avend M. Sumawa, Made Aryati dan Iwan Suprijanto menemukan bahwa struktur bangunan tradisional rumah bulat secara keseluruhan memiliki tingkat kestabilan yang cukup tinggi terhadap gempa lateral dan angin kencang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun