Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Buku

13 Desember 2018   16:48 Diperbarui: 6 Januari 2022   22:54 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Dokumen pribadi

Buku Pendidikan Kristen ditulis oleh Pdt. Ferry Yang, Ph.D. Pdt. Ferry bergelut cukup lama dalam dunia pendidikan. Ia melihat sekolah-sekolah dan universitas-univesitas Kristen adalah hal yang sama terjadi di sekolah-sekolah dan universitas-univesitas non-Kristen yaitu sepeerti mencontek, perkelahian, guru-guru yang agak porno, hukum-hukum yang tidak manusia,  perpeloncoran, titip absen, meniru tanda tangan dan sebagainya.

Pelajaran yang diajarkan pun sama, tidak ada bedanya. Lalu apa yang beda dari Pendidikan Kristen? Pertanyaan inilah yang membuat Pdt. Ferry menulis tentang Pendidikan Kristen yang sebenarnya. Buku ini baru diterbitkan oleh Penerbit Momentum pada juli 2018 dengan ketebalan 332 halaman.

Pdt. Ferry mengawali tulisannya dengan analogi pendidikan menurut Plato yang sangat berpengaruh sampai detik saat ini. Namun, Pdt. Ferry menegaskan bahwa Pendidikan Kristen lebih besar dan lebih dari analogi pendidikan menurut Plato. Pendidikan Kristen adalah memimpin orang keluar dari kegelapan menuju terang dan hidup yang kekal. Pendidikan Kristen memiliki suatu sistem dimana kita sebagai pendidik Kristen memilki tujuan atau target pencapain yaitu Transformasi total dari manusia berdosa sehingga mereka  boleh menjadi manusia kudus dari Allah.

Tujuan Pendidikan Kristen yang sebenarnya adalah "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku". So, tujuan Pendidikan Kristen adalah menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus bukan murid-murid dari murid Yesus yang akhirnya terjadi suatu Transformasi total dari mereka yang berdosa sehingga mereka  boleh menjadi manusia kudus dari Allah sebagaimana tujuan seorang pendidik Kristen.

Namun, seringkali bahkan sudah terdoktrin dalam setiap pribadi bahwa pendidikan itu adalah urusan sekolah dan diserahkan sepenuhnya kepada sekolah padahal sekolah memiliki keterbatasan yang sangat besar.

Anak-anak diserahkan sepenuhnya ke sekolah dengan harapan anak-anak diajarkan segala macam hal baik sedangkan kita tidak melakukan itu.

Di dalam buku ini, Pdt. Ferry memasukan pendapat Ivan Illich bahwa masyarakat harus dibebaskan dari struktur sekolah karena sekolah sudah semakin menguat sehingga manusia tidak dapat hidup tanpa sekolah.

Sekolah sudah menjadi kebutuhan pokok. Kita tidak tau sekolah itu beres atau tidak apalagi iklim toleransi yang sangat tinggi di Indonesia sudah terkombinasi dalam sistem pendidikan di sekolah. Tidak lulus jadi lulus, tidak naik kelas jadi naik kelas  dan masih banyal lagi. Jika ada sekolah-sekolah Kristen yang menoleransi hal-hal tidak benar lebih baik tutup karena sekolah sudah merusak banyak orang.

Nah, Bagaimana dengan Pendidikan Kristen yang adalah pendidikan holistik. Jadi bagaimana kita bisa memikirkan pendidikan yang sifatnya holistik kalau kita menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah? Lalu menuntut agar sekolah bisa mengajarkan semua yang kita harapakan? Maka disanalah terjadi kegagalan pendidikan yang luar biasa.So, kita tidak bisa dengan mudah menyerahkan tugas dan tanggungjawab yang sudah Tuhan berikan kepada kita secara natural kepada sekolah lalu menuntut sekolah harus mendidik anak kita sampai lulus dan menjadi seorang Kristen yang baik

Dari hal-hal tersebut di atas, Pdt, Ferry menyerukan supaya kita semua takut akan Tuhan dalam mendirikan sebuah sekolah ataupun menjadi pendidik Kristen yang menjalankan Pendidkan Kristen bahkan ketika menjadi orang tua yang mendidik anak-anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun