Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suara di Balik Sebuah Batu Nisan

29 Mei 2018   09:07 Diperbarui: 29 Mei 2020   07:25 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik batu nisan ...

Airmataku menetes bagaikan tetesan embun, tak pernah habis membasahi lesung kecil pipiku, melihat mereka membunuh hukum.

Dibalik batu nisan ini aku ingin hidup kembali ...

Membela yang benar, menegakan keadilan, menghidupkan hukum yang sudah mati.

Dibalik batu nisan ini aku ingin bercerita ...


Aku ada disini karena hukum, aku di hukum berbeda dengan yang lain, aku dibalik nisan tetapi yang lain dibalik jeruji besi.

Dibalik batu nisan ini aku ingin bercerita ...

Kenapa harus aku yang ada di sini? Mungkinkah mencoba menjual selembar ganja untuk penuhi istri anak lebih kejam daripada mencoba membunuh bangsa dengan ideologinya? Mungkinkah mencoba menjual selembar ganja untuk penuhi istri anak lebih kejam daripada membunuh rakyat secara perlahan dengan mencuri uang rakyat?

Dibalik batu nisan ini aku mengharapkan sebuah keadilan ...

Pembunuh generasi muda, pembunuh ideologi bangsa dan pembunuh rakyat, harus punya tempat yang sama dibalik jeruji besi atau dibalik sebuah batu nisan.

Kupang, 28 Mei 2018

Neno Anderias Salukh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun