Dibalik batu nisan ...
Airmataku menetes bagaikan tetesan embun, tak pernah habis membasahi lesung kecil pipiku, melihat mereka membunuh hukum.
Dibalik batu nisan ini aku ingin hidup kembali ...
Membela yang benar, menegakan keadilan, menghidupkan hukum yang sudah mati.
Dibalik batu nisan ini aku ingin bercerita ...
Aku ada disini karena hukum, aku di hukum berbeda dengan yang lain, aku dibalik nisan tetapi yang lain dibalik jeruji besi.
Dibalik batu nisan ini aku ingin bercerita ...
Kenapa harus aku yang ada di sini? Mungkinkah mencoba menjual selembar ganja untuk penuhi istri anak lebih kejam daripada mencoba membunuh bangsa dengan ideologinya? Mungkinkah mencoba menjual selembar ganja untuk penuhi istri anak lebih kejam daripada membunuh rakyat secara perlahan dengan mencuri uang rakyat?
Dibalik batu nisan ini aku mengharapkan sebuah keadilan ...
Pembunuh generasi muda, pembunuh ideologi bangsa dan pembunuh rakyat, harus punya tempat yang sama dibalik jeruji besi atau dibalik sebuah batu nisan.
Kupang, 28 Mei 2018
Neno Anderias Salukh