Mohon tunggu...
nenny chandra
nenny chandra Mohon Tunggu... MAHASISWA

UNTUK TUGAS

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Fondasi Pembentuk Karakter Generasi Muda

1 Juni 2025   23:49 Diperbarui: 1 Juni 2025   23:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Metode yang dipilih dalam pengumpulan data adalah studi pustaka. Artinya, penulis melakukan telaah secara mendalam terhadap berbagai sumber tertulis yang relevan. Bahan bacaan yang dijadikan referensi meliputi buku-buku akademik, artikel jurnal ilmiah, peraturan perundang-undangan, serta dokumen kebijakan pendidikan yang berhubungan erat dengan topik bahasan. Sumber-sumber ini dipilih karena dianggap memiliki kredibilitas dan relevansi dalam membahas isu pendidikan karakter dan kewarganegaraan dalam konteks Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakter merupakan fondasi dalam kehidupan individu yang mencakup nilai-nilai moral, etika, dan sosial yang menjadi pedoman dalam bertindak. Pendidikan kewarganegaraan memberikan ruang bagi pengembangan karakter melalui penanaman nilai-nilai Pancasila, kesadaran hukum, tanggung jawab sosial, dan partisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Thomas Lickona, karakter terdiri dari pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Ketiga aspek ini dapat dikembangkan secara terpadu dalam pembelajaran PKn melalui pendekatan tematik, pengalaman langsung, dan keteladanan guru.

Di era digital, generasi muda mengalami banjir informasi dari berbagai sumber. Sayangnya, tidak semua informasi bersifat edukatif. Maraknya ujaran kebencian, disinformasi, dan konten negatif menjadi ancaman serius terhadap pembentukan karakter. Pendidikan kewarganegaraan dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga melatih literasi digital, kemampuan berpikir kritis, dan kesadaran etika berinternet. Selain itu, berkembangnya individualisme dan konsumerisme di kalangan generasi muda juga menjadi tantangan. Nilai-nilai gotong royong, toleransi, dan kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Indonesia mulai tergerus. PKn dapat menjadi ruang untuk menghidupkan kembali semangat kolektif dan solidaritas sosial di kalangan pelajar.

Penguatan pendidikan kewarganegaraan dapat dilakukan melalui integrasi nilai-nilai karakter dalam seluruh mata pelajaran. Pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PKn, tetapi harus terintegrasi dalam seluruh proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman langsung juga efektif untuk meningkatkan partisipasi siswa, seperti kegiatan simulasi pemilu, debat publik, dan kerja sosial. Pemanfaatan teknologi digital secara positif dapat mendukung penyampaian materi PKn secara menarik melalui media sosial, video edukatif, dan platform e-learning. Selain itu, kolaborasi dengan masyarakat dan instansi pemerintah dalam program seperti kunjungan ke kantor DPRD, pelatihan bela negara, dan keterlibatan dalam Musrenbang pelajar dapat memperkaya wawasan siswa.

Guru memegang peran sentral dalam proses pembentukan karakter. Keteladanan guru dalam bersikap dan bertindak merupakan pembelajaran yang paling efektif bagi siswa. Selain itu, lembaga pendidikan juga harus menciptakan budaya sekolah yang sehat, demokratis, dan menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Dalam praktiknya, banyak sekolah yang sudah mulai menerapkan pendidikan karakter secara terintegrasi. Namun, tantangan masih ada dalam hal konsistensi penerapan, pelatihan guru, serta dukungan kebijakan yang berkelanjutan.

KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan memiliki makna strategis dalam pembangunan karakter bangsa, terutama dalam mempersiapkan generasi muda agar menjadi individu yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga tangguh secara moral dan sosial. Peran pendidikan ini menjadi semakin krusial di era yang penuh tantangan seperti saat ini, di mana arus globalisasi dan perkembangan teknologi menimbulkan dinamika baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah derasnya perubahan sosial dan budaya, PKn diharapkan mampu menjadi penjaga nilai-nilai dasar kebangsaan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa.

Karakter generasi muda yang mencerminkan cinta tanah air, semangat kebersamaan, toleransi terhadap perbedaan, serta kepedulian terhadap kehidupan berbangsa, merupakan pondasi yang tidak dapat ditawar dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang beradab dan demokratis. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan tidak bisa dipahami secara sempit sebagai pengajaran tentang sistem politik atau hukum semata, melainkan sebagai upaya komprehensif dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai, dibutuhkan kerja sama yang erat antara seluruh komponen pendidikan, mulai dari guru sebagai ujung tombak pengajaran, sekolah sebagai lingkungan pembentukan budaya, keluarga sebagai basis nilai pertama, hingga masyarakat luas yang memberikan konteks nyata bagi penerapan nilai-nilai kewarganegaraan.

Kualitas pembelajaran PKn harus terus ditingkatkan melalui pendekatan yang inovatif dan kontekstual, termasuk pemanfaatan media digital secara arif dan bijaksana. Di sisi lain, nilai-nilai dasar seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan harus ditanamkan secara konsisten, tidak hanya dalam ruang kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan upaya yang terpadu dan berkelanjutan, pendidikan kewarganegaraan dapat berfungsi sebagai tonggak utama dalam mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dan komitmen terhadap masa depan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun