Mohon tunggu...
Neni Soebadi
Neni Soebadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Mari Wujudkan Ketahanan Energi Sebagai Langkah Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia

16 Mei 2015   05:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Sumber daya alam adalah segala potensi atau kekayaan alam baik yang mati ataupun hidup yang memiliki nilai ekonomi dan digunakan untuk berbagai kepentingan dan keperluan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera dan mendukung produktifitas manusia. Yang termasuk di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia dan berbagai negara lainnya memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah dan seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara yang bersangkutan. Indonesia, salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati terbesar di dunia.

Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas, minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.

Sumber daya alam di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:

· Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.

· Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.

Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia. Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

Sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi

Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah. Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di samping itu, negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnya pemerintahan dan demokrasi juga menjadi faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam. Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.

Pemanfaatan sumber daya alam

Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan asalnya, yaitu SDA hayati dan nonhayati.

· Sumber daya alam hayati adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan mahluk hidup

Tumbuhan Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:

·Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu

·Bahan bangungan: kayu jati, kayu mahoni

·Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit

·Obat: jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa

·Pupuk kompos.

Pertanian dan perkebunan

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultur. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu, Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan baku tekstil), kopi (bahan minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir).

Hewan, peternakan, dan perikanan

Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan, berupa sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.

-Sumber daya alam nonhayati adalah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.

Sumber daya alam, air

Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan. Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll). Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah kaca.

Sumber daya alam, angin

Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi.  Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumb Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin.  Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi.  Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.

1431449262480567364
1431449262480567364

Sumber daya alam, tanah

Tanah adalah komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah satu sumber daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.

14314493451343787072
14314493451343787072

Hasil tambang

Berbagai jenis bahan hasil tambang atau hasil galian memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu eksploitasi sumber daya alam tersebut. Beberapa negara, seperti Indonesia dan Arab, memiliki pendapatan yang sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan secara efisein. Beberapa contoh bahan tambang dan pemanfaatannya:

·Minyak bumi

·Avtur untuk bahan bakar pesawat terbang;

·Bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor;

·Minyak tanah untuk bahan baku lampu minyak;

·Solar untuk bahan bakar kendaraan diesel;

·LNG (Liquid Natural Gas) untuk bahan bakar kompor gas;

·Oli ialah bahan untuk pelumas mesin;

·Vaselin ialah salep untuk bahan obat;

·Parafin untuk bahan pembuat lilin; dan

·Aspal untuk bahan pembuat jalan (dihasilkan di Pulau Buton)

·Batu Bara dimanfaatkan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga.

·Bijih besi Untuk peralatan rumah tangga, pertanian dan lain-lain

·Tembaga merupakan jenis logam yang berwarna kekuning-kuningan, lunak dan mudah ditempa.

·Bauksit Sebagai bahan dasar pembuatan alumunium.

·Emas dan Perak untuk perhiasan

·Marmer Untuk bahan bangunan rumah atau gedung

·Belerang Untuk bahan obat penyakit kulit dan korek api

·Yodium Untuk obat dan peramu garam dapur beryodium

·Nikel Untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.

·Gas alam Untuk bahan bakar kompor gas

·Mangan Untuk pembuatan pembuatan besi baja

·Grafit Bermanfaat untuk membuat pensil, dan bahan pembuatan baterai

Kenaikan minyak dunia mempengaruhi kenaikan harga BBM di Indonesia

Pada awal kepemimpinan Presiden Jokowi Oktober 2014, Indonesia mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dan memicu penolakan dari berbagai pihak yaitu rencana penaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) sebesar 30 % atau bila diuangkan setara Rp 3000 rupiah perliter. Yang menyebabkan inflasi naik sebesar 1.5%. Sudah bisa dipastikan setiap kenaikan BBM pastinya berdampak pada kenaikan sektor ekonomi disegala bidang. Yang sangat dirasa memberatkan bagi masyarakat terutama masyarakat ekonomi lemah. Kelompok makanan dan minuman mengalami tekanan harga paling tinggi karena mereka menggunakan BBM nonsubsidi. Jadi, kenaikan harga BBM mengikuti harga internasional. Selama empat bulan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), total sudah menaikan tiga kali harga BBM dan dua kali menurunkan harganya. Pertama, belum sebulan Jokowi menjadi Presiden, BBM naik Rp 2.000 pada 17 November 2014. Meski sempat menurunkan BBM dua kali menjadi Rp 6.600/ liter, pemerintah kembali menaikkan harga BBM 200/liter menjadi Rp 6.800 bulan lalu (28/2). Ketiga, 28 Maret, Pemerintah kembali naikkan harga BBM ketiga kalinya sebesar Rp 500 menjadi Rp 7.300. Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja mengatakan, bahwa harga premium naik menjadi Rp 7.300 per liter. Sedangkan, harga solar menjadi Rp 6.900 per liter. Menurut Wiratmaja, harga BBM jenis premium RON 88 di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis minyak solar subsidi, perlu naik harga. Masing-masing sebesar Rp 500 per liter pada Sabtu, 28 Maret 2015 dengan kenaikan Rp 500 per liter.

5 hari setelah kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Pendapat baik dan buruknya kebijakan tersebut menyebar di kalangan masyarakat, dan pastinya sebuah keniscayaan bahwa penolakan kenaikan 2000 rupiah ini menjalar dikalangan masyarakat ekonomi menengah hingga masyarakat ekonomi bawah dan beberapa kalangan masyarakat ekonomi atas. Seperti yang telah terjadi seperti kenaikan BBM tahun-tahun sebelumnya, penolakan adalah sebuah pendapat untuk memobilisasi massa dalam jumlah besar menyatakan bahwa mereka tidak menyepakati terkait kebijakan yang dikeluarkan. Didominasi oleh kalangan menengah, dan membawa suara dari kalangan bawah (terlepas bersuara atau tidaknya kalangan bawah). Bagi sebagian kalangan, kenaikan BBM sepertinya tidak mempengaruhi banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Dan bagi kalangan bawah pun, walaupun akibatnya cukup terasa, sebagian menampilkan sikap yang “legowo” terhadap apa yang pemerintahnya telah tetapkan. Kenaikan harga BBM tetap memberikan akibat terhadap arus per-ekonomian didalam kalangan masyarakat. Harga-harga makanan pokok akan meningkat, segala biaya transportasi akan menyesuaikan untuk mengalami penaikkan, dan biaya yang dikeluarkan oleh seorang kepala keluarga akan lebih banyak daripada sebelumnya. Akibat itu telah menjelma menjadi sebuah hal negatif yang dirasakan oleh masyarakat. Oleh karenanya, terlepas pemerintah memiliki alasan kuat atau tidak dalam menaikkan harga BBM, menjadi keniscayaan bahwa kebijakan tidak “Ramah” kepada beberapa kalangan masyarakat.

1431449447474077019
1431449447474077019

Polemik Subsidi BBM dan Solusi Pemecahannya

Dengan maraknya  kasus naiknya BBM yang dari dulu tidak pernah ada habisnya, akan mempengaruhi dan berdampak pada perekonomian, Karena setiap kebutuhan pasti menggunakan bahan bakar minyak. Khususnya kepada biaya produksi, dikarenakan tingkat kebutuhan yang mencakup pada kendaraan sebagai alat transportasi dan media dalam adanya transaksi. Dikarenakan itulah pemerintah mengajukan “subsidi”  untuk membantu masyarakat dalam menghidupi kecukupan sehari-hari. Maka dari itulah pemerintah bekerja sama dengan perusahaan minyak membuat kebijakan sistem khusus bagi maysrakat menengah kebawah dengan mengeluarkan BBM “Premium” dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan BBM “pertamax” yang lebih mahal, yang dikhususkan untuk kalangan atas. Bukan masalah harga naiknya tapi dampak yang ditimbulkan, akan banyak dampak yang akan terjadi. Dan dampak yang paling berpengaruh. hal yang pertama, pengaruh pada kenaikan harga bahan pokok sebelum naiknya harga BBM atau masih tahap sosialisasi. Kriminalitas seperti penimbunan bahan bakar banyak terjadi. Dampaknya juga berpengaruh pada adanya inflasi. Dikarenakan naiknya biaya produksi. Contohnya, dengan kenaikan bahan bakar atau tuntutan akan kenaikan upah buruh, kedua hal itu merupakan bagian dari biaya produksi dan perusahaan pun mau tidak mau harus menaikan harga jual barang maupun jasanya, sehingga semakin meluasnya masalah kemiskinan dan memperparah masalah pengangguran.

Seharusnya banyak cara lain yang bisa dilakukan pemerintah seperti pengubahan solusi penggunaan minyak ke gas, dan berdayakan sumber daya manusia yang bisa memanfaatkan  keilmuannya untuk mengalihkan minyak ke gas. Selain itu, sumber daya alam Indonesia yang melimpah harusnya segera dipegang Negara sendiri (Indonesia). Selama ini,satu-satunya yang sangat diandalkan pemerintah untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi itu adalah berbagai skema bantuan dana tunai kepada masyarakat. Dengan member kompensasi dana, maka masalah dianggap sudah selesai. Pada kenyataan dilapangan, harga barang-barang keperluan telah naik terlebih dulu yang berat untuk dihadapi masyarakat umum, terutama kalangan bawah yang langsung terdampak. Kenaikan harga BBM dilakukan menyusul kenaikan harga minyak dunia yang telah melampaui target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Lonjakan harga minyak dunia memang akan membawa dampak serius bagi perekonomian nasional. Harga minyak duinia yang terus berada diatas level otomatis akan mengakibatkan beban APBN bertambah tinggi.

Dibutuhkan keberanian pemerintah untuk mengambil langkah dalam mengatasi efek negatif lonjakan harga minyak dunia terhadap keseimbangan APBN. Seperti menaikkan harga BBM, namun tidak bisa diputuskan begitu saja jika APBN jebol hanya karena harga minyak yang melonjak karena pengeluaran APBN. APBN jebol bukan karena subsidi untuk rakyat melainkan pemerintah tidak serius dalam mengelola Negara, pemerintah juga terlalu terburu-buru dalam menerbitkan kebijakan, pemerintah malas dan hanya mencari jalan pintas, Dan akhirnya memicu adanya konflik sosial dalam masyarakat. APBN jebol tidak ada kaitannya dengan tudingan pemborosan BBM oleh rakyat tetapi dari pemerintah sendiri. Sudah seharusnya pemerintah berpikir ulang dan lebih jujur mengenai alas an-alasan jebolnya APBN yang sesungguhnya, bukan karena adanya subsidi untuk rakyat. Harus disadari bahwa kebijakan kenaikan BBM hanya akan mengganggu kestabilan dan keadilan di Indonesia. Disatu sisi memotong subsidi BBM akan menyengsarakan rakyat banyak dan di sisi lain kebijakan tidak memotong subsidi BBM akan membuat keuangan negara dan defisit anggaran semakin membengkak dari tahun ke tahun, seperti memakan buah simalakama. Jika negara sengsara, rakyat pun sengsara, dan sebaliknya. Seperti kita ketahui, subsidi BBM 70 persen dinikmati oleh orang-orang yang dikategorikan mampu. Jadi boleh dibilang meskipun tujuannya baik, kebijakan subsidi BBM ini sudah salah sasaran. Tidak ada cara lain bagi pemerintah selain menaikkan harga BBM bersubsidi, meskipun kebijakan ini tidak populer dan akan mendapat banyak tentangan.

Agar dampaknya tidak terlalu berat kepada masyarakat luas, selain menaikkan harga BBM subsidi, perlu adanya kebijakan lain sebagai ‘penyeimbang’ bagi kebijakan tidak populis itu. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah subsidi BBM dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menaikkan harga BBM subsidi secara bertahap sehingga tidak membuat masyarakat terkejut dengan kenaikan yang terlalu signifikan.

2. Melakukan pengendalian dalam penjualan BBM subsidi. Dalam hal ini pemerintah harus merancang peraturan perundangan-undangan yang secara tegas melarang pemakaian BBM subsidi bagi kalangan yang mampu.

Saat ini subsidi BBM hanya menguntungkan kalangan orang-orang mampu, sedangkan rakyat kecil di daerah pedalaman malah harus membeli BBM dengan harga yang jauh diatas harga normal BBM subsidi di kota-kota besar. Ini adalah sebuah bentuk ketidak-adilan yang harus diselesaikan secara tegas oleh pemerintah. Selain menghemat pengeluaran negara untuk subsidi BBM, kebijakan ini juga akan membuat pengguna mobil untuk berhemat dalam penggunaan BBM dan secara tidak langsung akan mengurangi kemacetan jalan yang selama ini menjadi alasan mengapa triliunan rupiah BBM subsidi dibakar sia-sia di jalan raya karena kemacetan. Yang berhak untuk menggunakan BBM subsidi adalah nelayan, petani, mobil angkutan umum dan mobil niaga untuk angkutan barang. Seperti yang kita ketahui, dampak kenaikan harga BBM adalah inflasi. Dan inflasi ini bisa terjadi pada hampir seluruh jenis barang dan jasa. Dalam hal ini untuk menekan inflasi terhadap barang-barang kebutuhan pokok, pemerintah harus mengizinkan angkutan niaga menggunakan BBM subsidi untuk menekan biaya logistik dari penyaluran barang-barang kebutuhan pokok itu. Mungkin dalam penerapannya, bisa terjadi penyelewengan terhadap pemakaian BBM subsidi tersebut, untuk menekan tingkat penyelewengan, pemerintah harus menggunakan solusi canggih misalnya dengan menggunakan smart card yang sebelumnya sudah pernah dipasang pada kendaraan-kendaraan di jakarta beberapa waktu lalu.

3. Mengalihkan sebagian subsidi untuk pembangunan infrastruktur

Pembangunan infrastruktur di Indonesia sangat tertinggal dibanding negara-negara lain seperti China, Malaysia, atau Singapura.  Sudah sepantasnya pemerintah mengalihkan sebagian subsidi tersebut untuk pembangunan infrastruktur. Infrastruktur yang bagus secara otomatis akan mengurangi biaya logistik dan pada akhirnya akan membantu menekan inflasi. Dan dampak tidak langsungnya adalah produk yang dihasilkan di dalam negeripun akan semakin bersaing untuk dipasarkan di luar negeri yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke luar negeri. Ini akan membantu memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang terancam defisit yang semakin melebar.

Sebagai contoh, di beberapa pelabuhan di Indonesia, proses bongkar muat bisa memakan waktu sampai beberapa hari karena keterbatasan kapasitas pelabuhan. Ini adalah biaya harus ditanggung oleh pelaku usaha dan membuat daya saing produk kita menjadi lemah. Pemerintah harus mempercepat pembangunan pelabuhan dengan kapasitas yang lebih besar. Selain itu juga harus dipercepat pembangunan jalan seperti misalnya tol sumatera yang sudah tertunda cukup lama.

4.  Memberikan bantuan subsidi pangan, pendidikan serta kesehatan

Efek domino dari kenaikan harga subsidi adalah naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok. Bagi rakyat kelas menengah, meskipun ini memberatkan tapi tidak akan terlalu menyengsarakan. Yang menjadi korban adalah rakyat kecil yang secara ekonomi masuk dalam golongan tidak mampu. Untuk itu pemerintah harus memikirkan bagaimana agar kalangan tidak mampu ini tidak sampai terkena dampak negatif kenaikan harga barang kebutuhan secara langsung. Beberapa waktu lalu pada saat BBM subsidi dinaikkan, pemerintah memperkenalkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai) untuk rakyat tidak mampu. Karena penerapannya tidak selalu sesuai dengan semangat awalnya. Selalu ada penyelewengan dimana orang-orang yang tidak berhak malah mendapatkan uang yang tidak seharusnya tidak mereka terima. Dalam hal ini pemerintah harus mensubsidi langsung dalam bentuk pemberian bahan kebutuhan pokok dan bukannya berupa uang tunai. Karena dengan uang tunai, sangat sulit untuk mengontrol penggunaan uang tersebut. Bisa saja uang itu bukan dipakai untuk membeli beras, namun untuk membeli rokok misalnya.

5. Mulai beralih ke bahan bakar dari BBM ke BBG

Subsidi BBM terus meningkat dan harga BBM juga terus naik. Dalam hal ini pemerintah sudah mulai harus mempertimbangkan untuk perlahan-lahan beralih dari penggunaan BBM ke BBG. Pemerintah semestinya membangun komunikasi dengan pabrikan otomotif untuk membuat semacam roadmap peralihan dari BBM ke BBG dan ditindaklanjuti dengan pembangunan SPBG di seluruh Indonesia secara bertahap. Baik di hilir dan di hulu agar distribusi BBG tidak akan sampai mengalami lebih banyak permintaan dibanding supply.

6. Mengurangi ketergantungan PLN terhadap pembangkit berbahan bakar minyak

Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia yang jumlahnya sangat besar, bisa mencapai 4000 MW. Selain itu garis pantai Indonesia yang luas juga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit hidrolik dan tenaga angin, belum lagi dari potensi energi tata surya (meskipun sebenarnya biaya investasi untuk pembangkit tenaga surya saat ini tergolong masih mahal). Pemerintah juga bisa mempertimbangkan sumber energi dari pembangkit non-konvensional misalnya dari pengolahan sampah ataupun dari biogas yang bisa diperoleh dari hasil pengolahan terhadap limbah buangan (septic tank) yang ada pada rumah-rumah penduduk.

Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional sebagai Langkah Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas

Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) masih memegang peranan utama dalam penyediaan sumber energi nasional. Penurunan produksi migas nasional menuntut adanya usaha yang terus-menerus dan terobosan yang memungkinkan ditemukannya cadangan baru. Penemuan cadangan baru sangat diperlukan tidak hanya untuk mempertahankan produksi migas, tetapi juga untuk menjaga ketahanan energi nasional. Hingga saat ini, migas masih menjadi sumber energi utama di Indonesia. Migas juga menjadi tulang punggung ekonomi nasional serta penggerak ekonomi nasional. Jumlah cadangan migas Indonesia saat ini tidak berbanding lurus dengan jumlah konsumsi nasional. Di satu sisi, konsumsi migas nasional, khususnya minyak bumi, terus meningkat tiap tahun. Di sisi lain, produksi migas mengalami penurunan. Bahkan pada 2014, Indonesia diperkirakan mengalami defisit minyak sebesar 800 ribu barel per hari. Kondisi ini disebabkan tingginya laju konsumsi minyak yang mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara kemampuan produksi industri hulu migas nasional hanya 800 ribu barel per hari. Menurunnya produksi migas nasional tidak lepas dari fakta bahwa jumlah cadangan yang dikuras tidak sebanding dengan jumlah cadangan yang ditemukan. Dalam 10-15 tahun, skala penemuan cadangan baru terbilang kecil. Akibatnya, cadangan yang ada tergerus oleh produksi sehingga realisasi produksi terus menurun. Padahal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen, sektor energi dituntut tumbuh sekitar tujuh persen. “Meski Indonesia sudah sepakat akan mengandalkan energi baru dan terbarukan, sektor hulu migas tetap dituntut untuk meningkatkan produksi (Pelaksana Tugas , Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, 2014).

Indonesia sebenarnya memiliki potensi sumber energi baru dan terbarukan yang sangat besar, salah satunya adalah panas bumi atau geothermal. Dari total sumber panas bumi di dunia, sebanyak 40 persen ada di Indonesia. Namun pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih di bawah lima persen, yakni hanya 1,4 gigawatt dari total potensi sebesar 29 gigawatt. Sebagai sumber energi terbarukan, panas bumi merupakan kekayaan Indonesia yang tidak dapat diekspor. Pengembangan panas bumi sebagai sumber energi seharusnya menjadi prioritas untuk menjaga ketahanan energi nasional. Sementara untuk sumber energi fosil, Indonesia memiliki kekayaan batubara yang melimpah. Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Namun batubara yang dihasilkan Indonesia lebih banyak untuk diekspor daripada dialokasikan untuk konsumsi dalam negeri. Padahal batubara bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik. Mengingat masih tingginya ketergantungan sektor domestik terhadap migas, industri hulu migas berupaya untuk menahan laju penurunan produksi. Secara alamiah, laju penurunan produksi diperkirakan sebesar 12 persen per tahun.

Melalui berbagai upaya, seperti percepatan pengembangan lapangan baru dan pengembangan enhanced oil recovery (EOR), laju penurunan produksi diharapkan bisa ditekan menjadi tiga persen per tahun. Kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru juga perlu terus ditingkatkan secara masif. Namun upaya ini membutuhkan dukungan teknologi, finansial, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Meski jumlah penemuan cadangan baru makin sedikit, investor melihat potensi geologi dan geofisika (G&G) Indonesia masih menjanjikan. Keyakinan itu cukup beralasan karena beberapa cekungan hidrokarbon di Indonesia masih menunggu pembuktian. Upaya untuk membuktikannya membutuhkan dukungan semua pihak, khususnya ahli geologi dan geofisika. Terobosan dalam bidang geofisika diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap kebutuhan energi nasional dan aspek lainnya, seperti mitigasi bencana. Pemanfaatan energi, tata cara perhitungan energi, pembangunan infrastruktur, dan penanggulangan hambatan yang terjadi diperlukan dalam pemenuhan energi nasional sehingga dapat menopang laju pertumbuhan pembangunan nasional. Dari hasil diskusi panel dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan yang digelar pada 14-16 Oktober 2014, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) memberikan sejumlah rekomendasi untuk membangun ketahanan energi nasional. Pertama, pemerintah harus tegas dalam mengatasi permasalahan ketahanan energi sehingga kebijakan energi nasional dapat terlaksana dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Ketegasan pemerintah harus dicerminkan dalam bentuk keputusan-keputusan strategis sehingga tidak ada lagi tumpang tindih regulasi. Kepastian hukum dibutuhkan untuk menjamin kelancaran kegiatan eksplorasi. Kedua, perlu ada perubahan paradigma pemanfaatan energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan. Melalui perubahan paradigma tersebut, ketergantungan terhadap energi fosil, khususnya migas, bisa dikurangi.

1431449553385433722
1431449553385433722

Dalam mewujudkan ketahanan energi Indonesia dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi migas. Semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan energi juga semakin meningkat. Sehingga berdampak padapeningkatan produksi gas karbon dioksida(CO2) dan iklim. Inilah alasan mengapa dibutuhkan analisis terhadap tanaman dan beberapa sumber energi yang berasal selain dari migas yang berpotensi dalam menghasilkan bioenergi. Seiring dengan dukungan perkembangan energi alternatif dan sumber energi terbarukan. Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang luas. Sebagai Negara terbesar kedua, Hutannya dibawah Brazil. Potensi sumberdaya alam Indonesia yang banyak dimanfaatkan sebagai sebagai aspek andalan dalam pengembangan energi alternatif. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan pendukung kegiatan ekonomi nasional danenergi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan. Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional. Sebelumnya diperkirakan sebesar 23 Juta kL bensin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun pertamina hanya mampu memasok sekitar 16 Jt kL/tahun dan cenderung konstan, padahal setiap tahun kebutuhan masyarakat terus meningkat sebesar 10 %. Akibatnya, pemerintah kewalahan memenuhi kebutuhan bensin dalam negeri. Selain itu, semakin menipisnya persediaan bahan bakar fosil dan emisi karbon juga menjadi salah satu pendorong utama.

Bangsa Indonesia memiliki biodiversitas dan lahan potensial yang amat besar. Harus didayagunakan secara berkelanjutan untuk memperkuat keterjaminan pasokan energi dan neraca pembayaran negara, membuka banyak lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, melancarkan pertumbuhan ekonomi yang merata, dan turut meredam emisi gas-gas rumah kaca. Produksi bioenergi (listrik dan/atau bahan bakar hayati) dari sisa & limbah pemanenan , pengolahan pangan memiliki makna penting dalam mengefisienkan (memperkuat struktur & daya saing) industri pangan. Selain itu kondisi iklim tropis dengan curah hujan yang cukup, ketersediaan lahan yang masih luas, serta telah berkembangnya teknologi optimalisasi produksi dapat mendukung kelayakan pengembangan biofuel (bioenergi). Bioenergi adalah salah satu sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan oleh dunia. Saat ini bioenergi merupakan komponen kunci dan jalur strategis dalam perjuangan mencapai Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu energi alternatif ini dapat meningkatkan sektor perekonomian energi dunia dengan pesat. Peran penting dari bioenergi yakni sebagai barang pengganti petroleum pada bahan bakar transportasi. Dengan bahan bakar alternatif dan adanya pereduksian emisi karbon dioksida dalam jangka panjang. Pemanfaatan bioenergi ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Beberapa macam sumber biomassa yang menghasilkan berbagai bentuk bioenergi. Misalnya saja, makanan, serat dan kayu sebagai residudari sektor industri energi dan rotasi pendek tanaman dan limbah pertanian, dan hutan dan hutan pertanian (agroforestry) sebagai residu dari sektor kehutanan. Peran lainnya dimana dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, panas, gabungan panas dan sumber energi lainnya. Adapun jenis bioenergi modern (konversi teknologi) yang efisien untuk aplikasi skala rumah tangga,usaha kecil, dan industri, seperti kayu bakar, serpihan kayu, pellet, arang, dan briket), biofuel gas (biogas, gas, sintesis, hidrogen, sintesis, hidrogen), dan biofuel cair (bioethanol dan biodiesel), gambut  dan bahkan dari sampah yang diolah sedemikian hingga menghasilkan bioenergi yang bisa menggantikan bahan bakar minyak dan gas. Targetan diversifikasi energi Indonesia untuk tahun 2025 mendatang yakni peningkatan terhadap energi terbarukan menjadi 5 % dari total kebutuhan energi nasional perlu dilakukan mulai dari sekarang. Sehingga energi alternatif berbasis bioenergi tidak sekedar wacana saja tetapi dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. Sebagaimana kebutuhan mendesak masyarakat ini sangat bergantung pada energi dan sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.

Sesuai dengan PP No. 79/2014 kebijakan energi nasional, Pasal 6 Kemandirian Energi dan Ketahanan Energi nasional mengamanatkan kepada pemerintah untuk menghentikan ekspor gas dan batubara guna menjamin ketersediaan energi. sumber energi tidak lagi dijadikan sebagai komoditas ekspor semata, namun sebagai modal pembangunan nasional untuk kemakmuran rakyat. Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional itu berlaku selama 2014-2050. Aturan yang disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN) tersebut ditujukan untuk memberi arah pengelolaan energi guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi. Menurut Pasal 10 PP No. 79/2014, salah satu upaya memenuhi ketersediaan energi untuk kebutuhan nasional adalah mengurangi ekspor energi terutama gas dan batubara serta menetapkan batas waktu untuk memulai menghentikan ekspornya. Menurut peraturan itu, sasaran rasio elektrifikasi ditargetkan 85 persen pada 2015 dan mendekati 100 persen pada 2020. Sedangkan, rasio gas rumah tangga 2015 direncanakan 85 persen. Sementara soal target bauran energi, PP mengamanatkan pada 2025 porsi energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen, minyak 25 persen, batubara 30 persen, dan gas 22 persen. Pada 2050 penggunaan energi baru terbarukan ditargetkan 31 persen, minyak 20 persen, batubara 25 persen, dan gas 24 persen.

Terkait subsidi, PP menyebutkan, subsidi diperuntukkan bagi golongan masyarakat tidak mampu. Namun pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan listrik terus dilakukan secara bertahap sampai kemampuan daya beli masyarakat tercapai.  Menurut peraturan itu, subsidi bisa diberikan pemerintah dan pemerintah daerah. Kebijakan Energi Nasional merupakan amanat Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi. DEN menyusun Kebijakan Energi Nasional. Pada 28 Januari 2014, Komisi VII DPR menyepakati penerbitan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional itu mencabut Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun