Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bisnis Oleh-oleh Khas Daerah (Part 2)

17 November 2022   06:48 Diperbarui: 17 November 2022   06:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu setelah anak-anak tidur, paksu memberitahuku isi chat sahabat-sahabatnya.

"Wah, ternyata Pak Doktor Sayuti lagi batuk, lagi gak makan gorengan, Umi!" paksu menyebut salah satu sahabatnya.

Aku cuma manggut-manggut. Dalam hati heran juga, kemarin waktu datang di gubuk kami, kelihatan baik-baik saja.

"Pak Doktor Bambang katanya kalau perlu cemilan mau datang ke sini, Umi!" paksu memberiku laporan.

"Alhamdulillah," ujarku. Mudah-mudahan ada rezekinya anak-anak.

Berturut-turut paksu membacakan bunyi chat dari para sahabatnya, yang rata-rata akan datang membeli. Harapan pun melambung.

Satu hari, berlalu. Dua hari, hingga seminggu berlalu. kresek masih utuh. Kami masih bersabar, menunggu, barangkali ada yang membeli dagangan kami. Tetapi, memang belum ada rezekinya.

"Umi, pingin makan sama rengginang!" Yusi, si bungsu merengek.

Hari itu, kami tak memasak apa-apa, karena uang habis, sebagian dijadikan modal dagangan.

"Gimana, Pak?"

Kutatap Paksu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun