Karena itu, pada "Hari Internasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan" (HAKtP)
yang diperingati setiap 25 November hingga 10 Desember (selama 19 hari) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengusung tema  "Bersatu Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan". Tema ini sejalan dengan tema internasional "UNITE! Activism to End Violence Against Women and Girls" Â
"Melalui peringatan 16 HAKtP tahun 2022, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan agar bersatu dalam upaya memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, yang saat ini masih menjadi fenomena gunung es," tuturnya, Jumat 25 November 2022.
Katakan "Tidak" pada Kekerasan Perempuan & Anak
Masalah kasus kekerasan pada perempuan dan anak juga menjadi perhatian serius Procter & Gamble (P&G) Indonesia.
Bersama Save the Children Indonesia, P&G mengajak para perempuan dan anak untuk berani katakan "tidak" dan menolak tindakan kekerasaan dalam bentuk apapun, baik fisik maupun verbal.Â
Dalam semangat memperingati "Hari Internasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan" P&G Indonesia menegaskan komitmen dan aksi nyatanya terkait pencegahan kekerasan seksual baik di lingkungan internal organisasi, maupun di masyarakat.
Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy, mengatakan, seluruh upaya ini sejalan dengan komitmen sosial (citizenship) P&G, khususnya pilar Kesetaraan dan Inklusi (Equality and Inclusion).Â
Bagi P&G, nilai-nilai kesetaraan dan inklusi adalah bagian fundamental dari identitas dalam menjalankan bisnis. Perusahaan bercita-cita menciptakan organisasi dan lingkungan dengan akses dan kesempatan yang sama untuk berkembang tersedia bagi semua orang.
"P&G akan terus melanjutkan inisiatif dan mendukung penuh segala upaya kesetaraan gender dalam memerangi kekerasaan. Baik itu di lingkungan kerja, keluarga dan masyarakat, guna membantu masyarakat mewujudkan kesetaraan hak bagi perempuan dan anak," ujarnya.
Sementara itu, di lingkungan masyarakat, P&G berkolaborasi dengan Save The Children sejak 2018 dalam memerangi kekerasan seksual terhadap anak-anak, khususnya anak-anak perempuan.
Dengan mendorong terciptanya peluang yang setara bagi anak laki-laki dan perempuan. Juga mendukung perubahan perilaku yang lebih sensitif terhadap gender di kalangan remaja, orang tua, dan guru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dipilihnya Cianjur karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Cianjur Provinsi Jawa Barat, kasus pernikahan di bawah umur masih tinggi. Terdapat jumlah kasus kekerasan anak tertinggi dengan total 1.766 kasus.Â