Dari Stasiun Gondangdia lurus terus belok kiri ke Kanisius, Stasiun Gambir, Istiqlal, Lapangan Banteng, terakhir Terminal Senen. Lha mana lewat Stasiun Cikini? Katanya berhenti di Stasiun Cikini?
Masa saya harus turun di sini? Terlebih ini terminal, bukan halte bus Transjakarta. Kalau mau naik lagi berarti harus ngetap lagi, dan bayar lagi 3500. Saya tidak mau dong. Saya kan pilih naik transJakarta karena hemat.
Sementara penumpang lain turun, saya tetap berdiam di dalam bus. Anggap saja di dalam bus ini halte buat transit seperti halte-halte lainnya. Selama belum keluar dari halte, ya penumpang tidak perlu membayar lagi.
Hingga akhirnya bus dipenuhi penumpang, bus kembali melaju dengan rute Terminal Senen - Lebak Bulus.
Selama dalam perjalanan saya terus mengamati setiap halte yang disinggahi. Dari Terminal Senen ke Simpang Stasiun Senen, Senen Sentral, SMA Budi Utomo, Lapangan Banteng, Hotel Borobudur, seberang Stasiun Gambir, Galeri Nasional.
Kemudian lurus ke arah Tugu Tani, belok kanan ke arah Mercu Buana, Kantor Pos Cikini, Taman Ismail Marzuki, Akademi Bahasa Asing, Pegangsaan Timur, Stasiun Cikini Barat, putar balik di dekat Megaria, baru deh Kantor DPD Golkar DKI Jakarta.
Sampai deh saya. Saya turun tinggal masuk ke kantor Golkar DKI. Enak juga, jadi tidak perlu berjalan kaki agak jauh.
Ternyata, halte Stasiun Cikini lewatnya yang rute Terminal Senen - Lebak Bulus. Untuk sampai di sini, saya membutuhkan waktu 1,5 jam. Dari pukul 5 sore sampai pukul 18.30. Lumayan juga.Â
Dari langit masih cerah, sampai langit berwarna gelap. Dari perut belum lapar sampai akhirnya keroncongan.
Harusnya dari awal petugasnya bilang, tidak ada yang langsung ke Stasiun Cikini, harus ikut dulu sampai ke Terminal Senen lalu ikut lagi rute ke arah Lebak Bulus. Ini kan sama saja saya harus berkeliling dulu baru sampai tujuan.
Tahu begitu kan, saya bisa cari alternatif yang cepat sampai. Naik yang ke Pulugadung, transit di Matraman, nyambung yang ke Tanah Abang atau Grogol turun deh di Stasiun Cikini.