Sebenarnya saya salah naik rute bus Transjakarta. Waktu saya naik dari Halte Bundaran HI, terbaca oleh saya Monas - Ragunan via Semanggi.
Jadi, saya naik dan rencananya turun di Halte Tosari. Hanya satu halte saja itu. Baru deh naik yang ke TU GAS lalu turun di Stasiun Cikini.
Saya mau ke Kantor DPD Golkar DKI Jakarta yang dekat banget dengan Stasiun Cikini. Ya memang sih harus berjalan kaki lagi dari depan Stasiun Cikini yang dekat kantor DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Tidak masalah. Anggap saja JJS alias jalan-jalan sore plus jalan-jalan sehat. Kebetulan ada agenda kegiatan nonton Piala Dunia 2022 bareng Bang Zaki, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta.
Ternyata, bus Transjakarta yang saya naiki rute Monas Ragunan via Kuningan. Saya baru sadar ketika bus belok kiri setelah dari Halte Bundaran HI. Ya sudah, akhirnya saya turun saja di Halte Setiabudi Utara Aini.
"Mbak, kalau mau ke Stasiun Cikini naik yang mana ya?" tanya saya kepada petugas perempuan ketika saya turun di Halte Setiabudi Utara Aini, beberapa hari lalu di sore yang cukup cerah.
"Oh naik yang ke Senen aja Bu. Lebak Bulus Senen. Tunggunya di sebelah sana Bu, yang ada kipas angin," kata petugas seraya tangannya mengarahkan.
Saya pun mengikuti arahannya. Menunggu bus TransJakarta yang ke arah Senen. Saya lihat di layar monitor, yang ke arah Senen 8 menit lagi akan tiba.
Sambil menunggu saya berpikir, seingat saya bus TransJakarta 6H rute Terminal Lebak Bulus - Terminal Senen tidak melewati Stasiun Cikini. Saya sering naik ini ketika bus masih menggunakan armada Kopaja berAC.Â
Seingat saya tidak berhenti di Stasiun Cikini. Lalu mengapa petugasnya bilang lewat ya? Saya lihat rute yang tertempel di dinding atas pintu. Tidak saya temukan Stasiun Cikini.
Otak saya berpikir. Dari halte ini kan lurus ke Taman Menteng, terus ke Sam Ratulangi depan PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Goothe Institut, Stasiun Gondangdia.Â
Lalu ke mana berputarnya jika ke Stasiun Cikini? Bukankah sebelum Stasiun Gondangdia lewati Stasiun Cikini dulu? Harusnya kan Stasiun Cikini baru Stasiun Gondangdia. Apakah akan berputar arah? Atau ada perubahan rute?
Karena penasaran dan masih membingungkan, saya kembali menghampiri petugas dan bertanya untuk memastikan agar saya tidak salah naik.
"Mbak, saya kan mau ke Stasiun Cikini, bus Trans yang ke Senen benaran berhenti di Stasiun Cikini?" tanya saya.
"Iya, Bu, persis banget di Stasiun Cikini," jawabnya.
"Oh gitu. Rutenya bagaimana itu? Kan lurus ke Taman Menteng, Stasiun Gondangdia, terus ke mana?" tanya saya.
Di ujung jalan Stasiun Gondangdia memang ada putaran, apakah bus berputar lalu ke Stasiun Cikini?
"Iya Bu, Taman Menteng, Stasiun Gondangdia, Tugu Tani, belok deh," jelasnya.
"Oh begitu. Terima kasih ya," kata saya meski masih belum yakin seraya balik lagi ke pintu ke arah Senen.
Tidak lama bus Transjakarta 6H rute Lebak Bulus - Senen pun lewat. Saya pun naik dengan diliputi rasa penasaran. Bus melaju ke Taman Menteng, ke halte depan Yayasan Kanker Indonesia, lalu Stadiun Gondangdia.
Dari Stasiun Gondangdia lurus terus belok kiri ke Kanisius, Stasiun Gambir, Istiqlal, Lapangan Banteng, terakhir Terminal Senen. Lha mana lewat Stasiun Cikini? Katanya berhenti di Stasiun Cikini?
Masa saya harus turun di sini? Terlebih ini terminal, bukan halte bus Transjakarta. Kalau mau naik lagi berarti harus ngetap lagi, dan bayar lagi 3500. Saya tidak mau dong. Saya kan pilih naik transJakarta karena hemat.
Sementara penumpang lain turun, saya tetap berdiam di dalam bus. Anggap saja di dalam bus ini halte buat transit seperti halte-halte lainnya. Selama belum keluar dari halte, ya penumpang tidak perlu membayar lagi.
Hingga akhirnya bus dipenuhi penumpang, bus kembali melaju dengan rute Terminal Senen - Lebak Bulus.
Selama dalam perjalanan saya terus mengamati setiap halte yang disinggahi. Dari Terminal Senen ke Simpang Stasiun Senen, Senen Sentral, SMA Budi Utomo, Lapangan Banteng, Hotel Borobudur, seberang Stasiun Gambir, Galeri Nasional.
Kemudian lurus ke arah Tugu Tani, belok kanan ke arah Mercu Buana, Kantor Pos Cikini, Taman Ismail Marzuki, Akademi Bahasa Asing, Pegangsaan Timur, Stasiun Cikini Barat, putar balik di dekat Megaria, baru deh Kantor DPD Golkar DKI Jakarta.
Sampai deh saya. Saya turun tinggal masuk ke kantor Golkar DKI. Enak juga, jadi tidak perlu berjalan kaki agak jauh.
Ternyata, halte Stasiun Cikini lewatnya yang rute Terminal Senen - Lebak Bulus. Untuk sampai di sini, saya membutuhkan waktu 1,5 jam. Dari pukul 5 sore sampai pukul 18.30. Lumayan juga.Â
Dari langit masih cerah, sampai langit berwarna gelap. Dari perut belum lapar sampai akhirnya keroncongan.
Harusnya dari awal petugasnya bilang, tidak ada yang langsung ke Stasiun Cikini, harus ikut dulu sampai ke Terminal Senen lalu ikut lagi rute ke arah Lebak Bulus. Ini kan sama saja saya harus berkeliling dulu baru sampai tujuan.
Tahu begitu kan, saya bisa cari alternatif yang cepat sampai. Naik yang ke Pulugadung, transit di Matraman, nyambung yang ke Tanah Abang atau Grogol turun deh di Stasiun Cikini.
Wah kena "prank" deh saya. Tapi tidak apalah. Kan saya jadi bisa tahu rute-rutenya. Ada hikmahnya juga sih. Jadi, tidak perlu disesali hehehe... ya kan sudah terjadi juga.
Demikian cerita receh saya.