Otak saya berpikir. Dari halte ini kan lurus ke Taman Menteng, terus ke Sam Ratulangi depan PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Goothe Institut, Stasiun Gondangdia.Â
Lalu ke mana berputarnya jika ke Stasiun Cikini? Bukankah sebelum Stasiun Gondangdia lewati Stasiun Cikini dulu? Harusnya kan Stasiun Cikini baru Stasiun Gondangdia. Apakah akan berputar arah? Atau ada perubahan rute?
Karena penasaran dan masih membingungkan, saya kembali menghampiri petugas dan bertanya untuk memastikan agar saya tidak salah naik.
"Mbak, saya kan mau ke Stasiun Cikini, bus Trans yang ke Senen benaran berhenti di Stasiun Cikini?" tanya saya.
"Iya, Bu, persis banget di Stasiun Cikini," jawabnya.
"Oh gitu. Rutenya bagaimana itu? Kan lurus ke Taman Menteng, Stasiun Gondangdia, terus ke mana?" tanya saya.
Di ujung jalan Stasiun Gondangdia memang ada putaran, apakah bus berputar lalu ke Stasiun Cikini?
"Iya Bu, Taman Menteng, Stasiun Gondangdia, Tugu Tani, belok deh," jelasnya.
"Oh begitu. Terima kasih ya," kata saya meski masih belum yakin seraya balik lagi ke pintu ke arah Senen.
Tidak lama bus Transjakarta 6H rute Lebak Bulus - Senen pun lewat. Saya pun naik dengan diliputi rasa penasaran. Bus melaju ke Taman Menteng, ke halte depan Yayasan Kanker Indonesia, lalu Stadiun Gondangdia.