"Bakso urat aja deh," jawab saya.
Tidak lama tersajilah seporsi bakso urat. Mie kuning, bihun, empat bakso urat, seledri dan bawang goreng. Pas banget lagi saat disajikan di meja, adzan Maghrib berkumandang.
Sepintas sih sepertinya tidak beda jauh dengan bakso lainnya. Jadi, apa istimewanya? Gurihnya memang beda sih. Sepertinya tidak pakai MSG atau mecin.
Kuahnya nikmat, mungkin karena menggunakan sumsum sapi. Bagaimana dengan baksonya? Baksonya cukup empuk untuk dikunyah, urat sapinya terasa. Nikmatnya, aduh gusti!
Selain menawarkan menu paket dan paket spesial, yang mau mencicipi Bakso Ncess menu satuan juga ada. Sesuai selera saja.
Dari namanya, Bakso Ncess ini sudah bisa dipastikan milik Ncess Nabati. Bakso menjadi salah satu bakso favorit dan banyak disukai oleh warga Jakarta.
Bakso Ncess ini "lahir" ketika pandemi Covid-19. Tidak lain untuk membantu teman-temannya yang kehilangan pekerjaan akibat virus Corona itu.
Mengawali usaha membuka gerai bakso di Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan. Ini adalah gerai pertamanya. Lantas, Ncess mengajak teman-temannya untuk ikut mengelola gerai Bakso Ncess.
Berkat kegigihan dan keuletan Ncess, yang juga diiringi dengan inovasi, akhirnya usaha bakso yang dijalani dapat bertahan melewati masa pandemi, sampai sekarang. Begitu ceritanya.
Nah, festival ini, Ncess juga memperkenalkan kuliner baru buatannya yaitu bubur Ncess. Bubur ini diadaptasi dari perpaduan bubur Hongkong dan bubur kampung.
"Mbak, mau dong buburnya," kata kawan saya.