kenapa kau kembali berbeda?
kemarin tiba-tiba saja tiada
hari ini pun tidak ada tanda-tanda
ah, kau menghilang tanpa jeda
biasanya ada canda
wajah tanpa noda
sungguh menggoda
menyentuh kulitmu berdegub dada
aku ingin kau selalu ada
seperti saat kita masih muda
bersama merenda
hingga sedih pun mereda
aku pandangi sepeda
tidak berputar roda
aku seperti tertusuk piramida
aku bagai mencium sianida
oh, tempe kau di mana?
oh, tahu kau juga ke mana?
mengapa kau sirna?
sementara aku hanya bisa terpana
sungguh aku sulit mencerna
kok bisa di tanah subur yang membahana
mendatangkan kedelai dari lain buana?
apa betul karena babi cina?
saat belum usai corona
juga minyak goreng yang merana
entah karena kurang sarana
atau ketiadaan prasarana
negeri ini dipimpin oleh para sarjana
namun dikelola dengan tidak bijaksana
menghamburkan banyak dana
karena tidak sesuai rencana
dan, aku masih setia menantimu
tidak sabar untuk menjemputmu
kembali membersamaimu
berhari-hari pun aku takjemu