namun nyatanya dia berhati tega
di Sungai Sedayu ia membuang dua raga
pasangan kekasih yang bertetangga
disaksikan langit berwarna jingga
kau diam, membungkam, berjaga
berhari-hari melupakan Tuhan di surga
berharap jasad pasangan itu tidak ditemukan warga
Sang Kolonel tidak sendiri, tapi bertiga
bersama dua sosok yang biasa berlaga lupa wajah kalian bakal tersiar hingga
ke seantero raya pun menaruh curiga
sungguh kami tidak menduga
orangtua korban menjerit, astaga
apakah hatimu terbuat dari tembaga?
mungkin hatimu berwarna hitam bagaikan jelaga?
ah perbuatanmu memalukan banyak kolega
Korps yang semula bangga
tertampar muka, kehilangan harga
karena ulah perwira melanggar sumpah sapta marga
terpukul menyesakkan hingga ke rongga
lunglai bagaikan kehilangan tenaga
untaian kata-kata pujangga
tidak akan cukup mampu membuat lega
Panglima TNI pun siap siaga
kalian ditangkap, ditahan, hingga
dicopot, lalu hidup berubah bagaikan serangga
terjerembab, terinjak, tak ada pelepas dahaga
ingat, sepandai-pandai tupai melompat, ia akan jatuh juga.
camkan, sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga
mari kita ambillah hikmah, jadikan pelajaran hidup, bahwa di atas langit masih ada langit